Liputan6.com, Torbuk - Geng bersenjata memberondong mobil Perdana Menteri Libya Abdullah al-Thinni di kota Tobruk. Beruntung ia selamat dalam upaya pembunuhan tersebut.
"Alhamdulillah, kami berhasil melarikan diri," kata Mr al-Thinni dalam saluran berita TV al-Arabiya seperti dikutip dari BBC, Rabu (27/5/2015), setelah peluru menghantam mobilnya yang sedang melaju meninggalkan sidang parlemen di kota.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan perdana menteri lolos tanpa cedera, tapi salah satu pengawalnya terluka.
Kondisi Libya tidak stabil sejak sang pemimpin Moammar Khadafi digulingkan pada Oktober 2011. Sejak saat itu, banyak milisi mengatur sendiri wilayah kekuasaan mereka. Sementara pemerintah berjuang untuk melakukan kontrol kepada mereka.
PM Al-Thinni sedang mencoba untuk memerintah dari Tobruk setelah diusir dari ibukota, Tripoli, oleh milisi pada tahun 2014. Kekuasaannya ditantang oleh pembentukan badan lain di Tripoli, yang mengklaim sebagai pemerintah yang sah.
Anggota parlemen di Tobruk mengatakan kepada kantor berita Reuters, bahwa para pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen pada Selasa 26 Mei untuk memprotes aturan al-Thinni. Mereka membakar sebuah mobil di luar gedung, membuat sang PM -- seperti diungkapkan ketua parlemen Aqila Saleh -- meninggalkan lokasi tersebut demi keselamatannya.
Perdana Menteri al-Thinni berjuang untuk mengembalikan kekuasaannya yang terganggu, sejak berkuasa pada Maret 2014. Pemerintahannya direncanakan membentuk parlemen di Benghazi, namun terpaksa pindah ke Tobruk setelah pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan milisi Islam. (Tnt/Ein)