Liputan6.com, Louisiana - Insiden penembakan yang terjadi di Grand Cinema Lousiana memutus nyawa 3 manusia termasuk pelaku. Dua korban tewas di tempat, satu tewas di rumah sakit.
Fakta lain yang menarik adalah, pelaku penembakan, menurut Sidney Morning Herald, adalah yang tertua sepanjang tahun 2015. Usianya 59 tahun. John Russell Houser juga dikenal sebagai pengangguran.
Â
Advertisement
Fakta lainnya yang tak kalah mencengangkan, insiden penembakan selalu dilakukan oleh pria.
Namun ada yang lebih memprihatinkan lagi. Menurut organisasi pengamat penembakan masal, Mass Shooting Tracker sampai hari Kamis 24 Juli telah terjadi 204 insiden penembakan massal di AS selama 2015.
Atau boleh disebut ini adalah insiden ke 204, kebetulan, Kamis 23 Juli adalah di hari ke 204 selama tahun 2015.
Definisi Penembakan Massal
Â
Mass Shooting Tracker memberikan pengertian lebih luas dari yang selama ini dipahami publik AS. Sebelumnya, definisi penembakan massal dari FBI adalah kejadian d imana empat atau lebih orang tewas tertembak -- yang tidak ada hubungannya obat-obatan atau masalah keluarga, demikian seperti dikutip oleh Sidney Morning Herald.
"Pengertian FBI berarti bahwa penembakan massal dikategorikan apabila lebih dari 4 orang terbunuh dalam kejadian itu. Dan di luar masalah obat-obatan atau keluarga," demikian pernyataan pihak Mass Shooting Tracker.
Sementara organisasi tersebut memberi pengertian bahwa apapun latar belakang kejadian penembakan, selama jumlah yang tewas atau terluka sekurang-kurangnya 4 orang, adalah sebuah penembakan massal.
"Jadi, pengertian kami adalah, setidaknya 4 orang korban (tewas atau luka) yang 'tertembak' di satu kejadian."
Organisasi ini ingin membuat insiden penembakan apapun yang melibatkan lebih dari 4 orang korban terluka ataupun tewas menjadi sebuah berita nasional. Agar masyarakat AS menyadari, itu sejatinya isu genting.
"Masyarakat AS memang tahu bahwa ada ada empat orang ditembak Cincinnati pertengahan bulan lalu? Atau 9 orang terluka tembak di Fort Wayne? Kecuali kalian tinggal di situ, mana kalian dengar berita ini?" seperti dikutip dari laman organisasi itu.
Tahun lalu sebuah studi dari Universitas Harvard yang menggabungkan data yang dilakukan oleh majalah Mother Jones, insiden penembakan massal di AS meningkat tajam semenjak 2011.
Mereka menemukan fakta sebelum tanggal 6 September 2011, rata-rata interval penembakan kurang dari 172 hari.
Dari tanggal tersebut hingga Oktober 2014, interval penembakan terjadi rata-rata 64 hari.
Obama dalam wawacara dengan BBC mengatakan bahwa undang-undang pengaturan senjata lah yang paling bikin ia pusing.
Sementera itu, Gubernur Lousiana dan juga calon kandidat Partai Republik, Bobby Jindal, 'hanya' meminta seluruh masyarakat untuk berdoa dan ia tetap tidak akan mendukung kebijakan Obama dalam pengontrolan senjata.
Setelah insiden penembakan di South Carolina, gubernur keturunan India ini menyerang Obama atas komentarnya tentang reformasi kebijakan senjata.
"Sungguh memalukan kurang dalam 24 jam seorang presiden memakai insiden tersebut untuk kepentingan politik murahannya," kata Jindal dalam wawancara dengan Fox News.
Pria yang disebut-sebut 'Ronald Reagan muda' ini sangat menikmati rating A+ yang diberikan oleh Asosiasi Senjata Nasional AS.
Tahun lalu ia melonggarkan aturan pengontrolan senjata di Lousiana yang membolehkan seseorang membawa senjata tangan ke mana saja. Atura lain yang ia longgarkan adalah boleh menembak terlebih dahulu atas nama membela diri. (Rie/Ein)