Liputan6.com, London Apa cara terbaik untuk mempelajari mengenai hidup seorang David Bowie? Mungkin jawabannya adalah dengan menjadi Bowie selama satu tahun penuh.
Will Brooker, seorang dosen studi Film dan Budaya di Universitas Kingston mendapat tugas membuat monografi musisi eksentrik itu.
Baca Juga
Dilansir dari Times Higher Education, ia mengaku mencoba memahami pemikiran Bowie dengan cara membenamkan dirinya dalam hidup sang musisi.
Selama mengikuti empat dekade karier Bowie sejak akhir tahun 60-an, Brooker telah mengunjungi Brixton, Bromley, dan Beckenham, dan berencana pergi ke Berlin bulan depan. Ia juga membaca tulisan William Burroughs, Aleister Crowley, Michael Morcock, dan Friedrich Nietzsche. Ia hanya mendengarkan musik yang sekiranya akan didengarkan oleh Bowie.
Advertisement
Ini mungkin tidak seberapa mengejutkan jika ia ingin menulis mengenai perjalanan karier seni seseorang, namun Brooker telah membawa proses identifikasi ini lebih jauh lagi, sehingga ia yakin dirinya bukan lagi akademisi.
Ia mulai mengenakan pakaian bergaya vintage, juga menata rambut dan riasan wajah selayaknya Bowie. Ia mengikuti kursus menyanyi dan mulai melukis dengan gaya ekspresionis. Bahkan, ia lebih jarang tidur dan mencoba diet ala Bowie dengan mengonsumsi cabe mentah dan susu.
Ketika hal-hal yang dilakukan Bowie ilegal, berbahaya, dan membutuhkan banyak biaya, Brooker memutuskan tidak mengikutinya. Namun, ia percaya proses ini membuatnya "terkoneksi secara autentik" dengan sang bintang panggung dan mengaku melihat “struktur pemikiran yang telah diatur dalam perspektif lain”.
Ia bahkan bermimpi tentang Bowie dan mendapat pencerahan yang tidak akan datang apabila ia berada dalam keadaan sadar penuh.
Walau telah “kerasukan”, Brooker mengerti bahwa ia punya tanggung jawab lain saat semester baru mulai. Sementara itu, istrinya terheran-heran dengan lilin hitam yang dibawanya pulang dan setelan kuning lemon yang disiapkannya untuk “menyambut era 80-an”. (Ikr/hdy)