Siswa Dihukum Gara-gara Cat Rambut dari Sekolah

Sekali melanggar peraturan dan dihukum, itu salah murid. Menuruti instruksi guru kemudian dihukum lagi?

oleh Indy Keningar diperbarui 13 Sep 2015, 17:11 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2015, 17:11 WIB
Disuruh Warnai Rambut oleh Guru, Murid Kemudian Kena Skorsing
Sekali melanggar peraturan dan dihukum, itu salah murid. Menuruti instruksi guru kemudian dihukum lagi?

Liputan6.com, Coventry - Sekolah umumnya menetapkan aturan berpakaian dan atribut pada murid-muridnya.

Namun, bukan hanya murid yang harus mematuhi, guru pun harus konsisten dan penuh pertanggungjawaban dalam menetapkan ganjaran. Jika tidak, ini bisa mengakibatkan konflik dengan orangtua murid.

Seperti kasus murid SMP ini. Taylor Hackett, murid sekolah Woodlands di Coventry yang secara alami memiliki rambut coklat gelap, suatu hari tiba di sekolah dengan rambut diwarnai ungu.

Sekolah menganggap Taylor sudah melanggar peraturan, sehingga ia dikirim ke unit terkait di sekolah. Bukan hanya menghukum, sekolah itu juga memberi cat rambut yang harus digunakan oleh Taylor. Namun, bukannya membuat rambut anak laki-laki remaja ini 'lebih diterima', justru sebaliknya membuat berubah warna menjadi merah.

"Saya mengecat rambutnya selama libur, tidak menyangka warnanya jadi seperti ini. Warnanya hanya bisa dilihat di bawah cahaya, ada sinar keunguan,” ungkap Lorna Hammond (42), ibu Taylor dikutip Metro.co.uk.

Sekolah pun memberinya cat rambut warna auburn -- cokelat kemerahan, yang kemudian digunakan Hammond kembali.

"Rambutnya sekarang berubah merah, lebih buruk dari sebelumnya."

Bagi Roger Harris, guru kepala di Woodland, Taylor dikirim ke unit eksklusi agar ia tetap menerima pelajaran selama masa hukuman.

Harris menyatakan bahwa guru-guru ingin membantu, dan memberikannya pewarna rambut. Namun, setelah warnanya kembali tidak sesuai keinginan, sekolah tidak bertanggung jawab atas kurang jelinya mereka memilih pewarna rambut dan kembali mengirimnya ke ruang hukuman.

"Saya tidak mengerti kenapa bisa merah. Semua murid laki-laki lainnya terlihat cerdas. Kalau Anda membiarkan situasi semacam ini, ia membuat jelek sistem secara keseluruhan," ungkap Harris.

Harris menyatakan, jika Taylor mencukur seluruh rambut berwarna-nya, ia bisa kembali ke tempat isolasi sampai rambutnya tumbuh lagi.

Namun, Nyonya Hammond menganggap ia lebih memilih putranya belajar di rumah, karena ia sulit belajar.Ia juga khawatir absennya sang putra mengakibatkan masalah.

"Saya kesal sekali mereka menolak mendidik saya karena warna rambut, lalu memberi warna rambut yang lebih kacau lagi," ungkap Taylor. (Ikr/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya