Suriah Mulai Gencatan Senjata di 3 Distrik

Gencatan senjata itu mencakup 2 desa tersisa di Provinsi Idlib, Suriah baratlaut.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Sep 2015, 06:29 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2015, 06:29 WIB
Gunakan Senjata Baru dari Rusia, 'Ibukota' ISIS Diserang Suriah
Gunakan Senjata Baru dari Rusia, 'Ibukota' ISIS Diserang Suriah (Reuters)

Liputan6.com, Zabadani - Pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak sepakat memulai gencatan senjata sejak Minggu 20 September 2015 tengah hari. Gencatan senjata dilakukan di 3 distrik medan pertempuran.

Gencatan senjata itu mencakup 2 desa tersisa di Provinsi Idlib, Suriah barat laut, yang masih berada di tangan pemerintah dan benteng terakhir pemberontak di dekat perbatasan Lebanon, Kota Zabadani.

Kelompok Pengamat Hak Asasi Manusia untuk Suriah mengatakan tidak ada pesan terucap langsung terkait gencatan senjata itu. Tapi keduanya akan melanjutkan perundingan untuk gencatan senjata lebih luas.

"Pejuang berhenti melakukan gerakan dini hari tadi, namun gencatan senjata resmi akan dimulai pada siang hari atau pukul 09.00 GMT (15.00 WIB)," kata kepala pengamat itu, Rami Abdel Rahman, seperti yang dilansir Antaranews, Senin (21/9/2015).

Pasukan propemerintah melancarkan serangan untuk mencoba merebut kembali Zabadani pada Juli lalu, memukul mundur aliansi pemberontak. Termasuk ekstremis Muslim Sunni Al-Qaeda yang mengepung desa-desa di Provinsi Idlib, yaitu Fuaa dan Kafraya. Desa yang penghuninya adalah warga Syiah.

Seorang anggota dewan Kota Zabadani yang telah terlibat dalam negosiasi gencatan senjata, menegaskan gencatan senjata tersebut berlaku pada siang hari.

Kesepakatan itu muncul setelah pemberontak melancarkan sebuah serangan yang paling sengit di Fuaa dan Kafraya.

Serangan tersebut dimulai pada Jumat 18 September 2015 dengan setidaknya 9 bom mobil menghantam pinggiran 2 desa itu, 7 dari ledakkan itu dilakukan dengan bom bunuh diri.

Akibat serangan ini, 66 pemberontak, 40 milisi propemerintah, dan 7 warga sipil telah tewas dalam pertempuran itu, kata kelompok tersebut.

Gencatan senjata pada Minggu itu akan menandai upaya ketiga untuk menyetujui gencatan senjata untuk 3 wilayah itu. Sebelumnya, 2 kali perundingan bulan lalu gagal menghasilkan kesepakatan.

Pemblokiran telah menyebabkan penarikan diri semua pejuang pemberontak dari Zabadani, sehingga membuat perjalanan yang aman untuk warga sipil yang ingin meninggalkan Fuaa dan Kafraya dan pengiriman bantuan makanan serta medis bagi mereka yang tetap ingin tinggal di sana. (Bob/Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya