Taksi Merah Jambu Khusus Perempuan Hadir di Mesir

Namun, kehadirannya dikritik, karena dinilai 'menjual' ketakutan perempuan.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Okt 2015, 18:58 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2015, 18:58 WIB
Taksi Merah Jambu Khusus Perempuan Hadir di Mesir
Taksi Merah Jambu Khusus Perempuan Hadir di Mesir (The Guardian)

Liputan6.com, Kairo - Bertajuk 'Taksi Pink Mesir', sebuah pelayanan yang menjanjikan keselamatan perjalanan untuk perempuan hadir di Kairo, Mesir. Ibu kota ini mempunyai angka rata-rata pelecehan terhadap wanita cukup tinggi.

"Ini bukan sekadar taksi. Ini adalah layanan limosin, khusus perempuan," kata Reem Fawzi, pendiri layanan premium ini, seperti dikutip The Guardian, Rabu (7/10/2015).

Fawzi menjanjikan bahwa layanannya tidak hanya memberikan privasi namun juga keamanan. Tidak seperti taksi biasa yang disupiri pria.

Taksi pink ini akan disupiri perempuan sehingga membuat kaum hawa tidak usah takut dan risih, klaim Fawzi.

"Coba ketik 'supir taksi Mesir' di Google. Pasti yang keluar banyakan 'supir taksi pembunuh', 'supir taksi pemerkosa'", tutur Fawzi.

Dengan layanan terbaru ini, Fawzi berharap dapat mengurangi resiko bahaya bagi perempuan dan keluarga yang memilih jasa kendaraan umum. Dengan supir yang pasti perempuan, pelanggan diharapkan memesan terlebih dahulu, dan meminta kartu identitas pelanggan.

"Ini untuk keselamatan supir-supir saya," jelas dia.

Perusahaannya melengkapi kendaraan roda empatnya dnegan kamera dan mikrophone yang merekam proses berkendara. Juga ada tombol 'pembunuh' yang bisa membuat kendaraan ini berhenti apabila dalam kondisi berbahaya baik itu penumpang maupun pengemudi.

Menurut data PBB, 99.3 persen perempuan di Mesir mengalami kekerasan seksual. Baca: Pelecehan Seksual Massal dalam Perayaan Presiden Baru Mesir

Bulan lalu, ada 447 insiden yang terjadi di Kairo selama liburan 4 hari merayakan Iduladha.

Salah seorang supir taksi pink, Maram Hany menghabiskan waktu 3 bulan untuk belajar mengemudi yang baik dan bagaimana mengganti ban. Namun, ia mengakui banyak masalah lain.

"Kami mendapat ejekan lebih parah dari para supir pria saat kami mengemudi taksi dibanding saat kami menyetir kendaraan biasa," terang Hany. "Namun, kami telah dilatih untuk menghadapinya, yaitu: tetap konsentrasi mengemudi," tambah Hany.

Senada dengan Mervat al-Badry, mantan pramugri yang bergabung sebagai supir taksi ini mengatakan tantangannya lebih besar.

"Tapi saya ambil tantangan ini. Sudah banyak wanita terbangkan pesawat. Kenapa tidak dengan menjadi supir taksi?"

Semakin Membuat Perempuan Lemah?

Namun, layanan ini mendapat kritikan dari aktivis hak-hak perempuan, yang menuduh Fawzi telah melemahkan pelanggannya dengan pilihan warna dan desain kendaraan, seta justru memperkuat 'pemisahaan' (antara pria dan wanita).

"Pink Taksi dan pemisahan secara umum (kepada perempuan) membuat pesan 'Pelecehan tidak bisa dihindari. Berikut adalah bagaimana Anda dapat beradaptasi untuk itu', "kata Dalia Abdel-Hameed, kepala program gender di Initiative Mesir untuk Hak Asasi.

Sekolah umum Mesir telah lama dipisahkan oleh garis gender, tetapi dalam beberapa tahun terakhir pemisahan perempuan di kendaraan umum, kafe, pusat kebugaran, kolam renang dan pantai juga muncul.

Beberapa berpendapat ini justru memperkuat gagasan bahwa perempuan tidak bisa di depan umum tanpa perlu perlindungan khusus.

"Fawzi membuat ketakutan menjadi keuntungan semata. Saya pakai taksi sepanjang hari, dan baik-baik saja," kata Basma Mohamed, salah satu aktivis hak asasi. Ia justru menekankan banwa banyak insiden pelecahan perempuan sebagian besar terjadi di jalan.

"Jika dia benar-benar ingin membantu wanita Mesir, Pink Taksi harus ada di mana-mana dan tidak mematok harga," kata Mohamed.

Perjalanan termurah yang ditawarkan oleh layanan Fawzi adalah untuk 35 pound Mesir hingga 210 pound, atau sekitar Rp 62.000 hingga Rp 370 ribu. Angka yang signifikan ketika upah minimum di seluruh negeri - tidak selalu diterapkan - adalah 1.200 pound (Rp 2.150 juta) sebulan.

"Pakaian juga jadi faktor penentu," kata mahasiswa Maha Mohamed. "Jika saya pergi ke pesta mengenakan pakaian terbuka maka saya pasti akan membayar dua kali lipat untuk layanan Pink Taki ini." (Rie/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya