Hamas Tembakkan Roket ke Tel Aviv, Israel Lanjutkan Serangan Darat di Gaza

Eskalasi kembali terjadi di Jalur Gaza pasca Israel menggagalkan gencatan senjata.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 21 Mar 2025, 07:16 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 07:16 WIB
Minta Warga Gaza Mengungsi, Tentara Israel Sebar Selebaran
Sebelumnya diketahui, tentara Israel melanjutkan serangan udara setelah masa pemberlakuan gencatan senjata tahap pertama usai. (BASHAR TALEB/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gaza - Hamas mengatakan menembakkan tiga roket ke Tel Aviv pada Kamis (20/3/2025). Ini adalah pertama kalinya kelompok tersebut melepaskan tembakan sejak Israel melanggar gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.

Israel mengaku mereka berhasil mencegat salah satu roket Hamas, sementara dua lainnya jatuh di area yang tidak berpenghuni.

Menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, setidaknya 591 orang—termasuk lebih dari 200 anak-anak— tewas sejak Israel melanjutkan pertempuran pada Selasa (18/3/2025). Demikian seperti dilansir BBC.

Dalam perkembangan lainnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Kamis bahwa mereka telah memulai kembali operasi darat di Rafah. IDF mengklaim pasukan mereka telah "membongkar infrastruktur teroris". Mereka menambahkan bahwa operasi darat juga terus berlangsung di bagian utara dan tengah Jalur Gaza.

Sebelumnya, militer Israel mengatakan mereka melancarkan "operasi darat terbatas" untuk merebut kembali Koridor Netzarim, yang membagi Gaza Utara dan Selatan.

Juru bicara pemerintah Israel David Mencer menyalahkan Hamas atas kembalinya kekerasan, dengan mengatakan bahwa Hamas "memaksa eskalasi ini, menolak setiap kesepakatan sandera, termasuk tawaran yang dimediasi oleh AS dan lainnya".

Israel melanjutkan serangan pada Selasa setelah pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata tidak berhasil dan memperingatkan bahwa serangan akan semakin intensif sampai Hamas melepaskan sisa sandera.

Menurut Israel, Hamas masih menahan 59 sandera, di mana 24 di antaranya diperkirakan masih hidup.

Sementara itu, lima staf Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), termasuk di antara mereka yang tewas dalam beberapa hari terakhir.

"Mereka adalah guru, dokter, dan perawat," sebut Kepala UNRWA Philippe Lazzarini via platform media sosial X, sambil memperingatkan bahwa yang terburuk masih akan datang di tengah invasi darat Israel yang sedang berlangsung.

Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menegaskan bahwa Presiden Donald Trump "sepenuhnya mendukung Israel dan IDF dalam tindakan yang telah mereka ambil dalam beberapa hari terakhir".

Promosi 1

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya