Akibat 'Wabah Rasisme', Pimpinan Universitas Missouri Mundur

Kelompok mahasiswa kulit hitam mengatakan ejekan rasial sering digunakan di dalam kampus.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Nov 2015, 07:16 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2015, 07:16 WIB
20151110-Universitas Missouri
(BBC)

Liputan6.com, Missouri - Presiden Universitas Missouri, Amerika Serikat, Tim Wolfe mengundurkan diri di tengah-tengah tuduhan tidak menangani rasisme yang 'mewabah' di kampus tersebut.

Seperti dilansir BBC, Selasa (10/11/2015), Wolfe mengumumkan pengunduran dirinya pada saat para mahasiswa dan guru besar menggelar aksi mogok di kampusnya di Columbia.

Sebelumnya, beberapa anggota tim sepak bola universitas mengancam tidak akan turun bertanding, sampai pimpinan universitas itu mundur.

Kelompok mahasiswa kulit hitam mengatakan ejekan rasial sering digunakan di dalam kampus.

"Rasa frustasi dan kemarahan yang saya lihat jelas dan nyata dan saya tidak meragukannya, 1 detik pun," jelas Wolfe.

Wolfe juga menegaskan, dia bertanggungjawab secara penuh dengan cara mengundurkan diri.

Seorang mahasiswa, Jonathan Butler --yang sempat ikut aksi unjuk rasa dalam bentuk mogok makan-- mengatakan, pengunduran diri itu sebagai 'langkah besar menuju perubahan', namun masih banyak yang harus dikerjakan.

"Kami masih membutuhkan banyak proses 'penyembuhan' berlangsung di dalam kampus," ujar dia.

Baca Juga

Dewan Pimpinan Universitas Missouri, kata Butler, harus mempertimbangkan suara minoritas untuk mencegah situasi serupa pada masa mendatang.

Insiden penembakan 2 polisi di wilayah Ferguson, Negara Bagian Missouri pada Maret 2015 sempat menjadi sorotan dunia. Seorang polisi menderita luka tembak di wajah dan seorang lainnya tertembak di bahu.

Kejadian ini disebut-sebut akibat perlakuan rasial kepolisian setempat, kepada remaja bernama Michael Brown Agustus 2014. Kepolisian menembak mati remaja berkulit hitam tersebut setelah melakukan perampokan di sebuah toko.

Saat kejadian, Brown tidak memegang senjata apa pun, sehingga menimbulkan protes tidak hanya di Kota Ferguson tapi juga di sosial media dengan tagar #BlackLivesMatter. (Rmn/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya