Desahan di Kokpit Lion Air Disorot Dunia

Kasus desahan di kokpit maskapai penerbangan Lion Air ternyata tak hanya marak diberitakan oleh Tanah Air.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Nov 2015, 20:06 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2015, 20:06 WIB
Desahan di Kokpit Lion Air Disorot Dunia
Kasus desahan di kokpit maskapai penerbangan Lion Air ternyata tak hanya marak diberitakan oleh Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus desahan di kokpit maskapai penerbangan Lion Air ternyata tak hanya marak diberitakan oleh Tanah Air. Ternyata dunia pun turut menyorotinya.

Seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (21/11/2015), media Australia ini menuliskan kasus tersebut memicu maskapai penerbangan murah terbesar Indonesia itu melakukan penyelidikan internal.

"Kopilotnya sudah dilarang terbang," tulis media dari Negeri Kanguru itu mengutip pernyataan Direktur Lion Air Edward Sirait dalam sebuah pernyataan.

Langkah pencabutan izin terbang, sebagai kompensasi si kopilot yang mengaku menciptakan desahan menghebohkan yang dibuat sebagai kejutan ulang tahun juga dimuat media Inggris Daily Mail. Situs tersebut memberitakan tajuk pada artikel terkait kasus tersebut 'Pilot banned from flying after 'offering divorced Air Hostess as compensation for a delay on a flight to Bali'.

Sementara media Pakistan, Tribune.pk menyebutkan dalam artikel 'Indonesian pilot grounded for 'offering hostess as compensation' bahwa pemberitaan heboh itu bermula dari laporan seorang penumpang bernama Lambertus Maengkom.

Media Pakistan itu membeberkan bahwa ketika pesawat Lion Air lepas landas terlambat dari pulau Jawa, kopilot juga bercanda menawarkan pramugari janda yang bertugas sebagai permintaan maaf melalui pengeras suara.

Situs Singapura The Straits Times pun tak mau ketinggalan menulis kasus desahan di kokpit Lion Air tersebut. Laman tersebut menjudulinya Indonesia's Lion Air grounds pilot for 'offering flight attendant as compensation' for delay.

Sedangkan media Malaysia The Star Online menulisnya dalam headline Outrage over attendant ‘offered’ for flight delay. Lalu media asing dari Selandia Baru Stuff.co.nz memberikan tajuk Grounded pilot denies offering flight attendant to passenger.

Eyewitneess News juga turut merengkuh ramainya pemberitaan tersebut dalam artikel berjudul Pilot Grounded for Apparently Offering Hostess as Compensation.

Seluruh penumpang JT 990 rute penerbangan Surabaya-Denpasar yang terbang pada pukul 21.30 WIB, Sabtu 14 Nobember 2015, seketika terkejut. Mereka saling menatap satu sama lain.

Tidak ada kata yang keluar dari mulut para penumpang Lion Air itu selain keheranan. Ada yang tidak biasa dari nada yang keluar dari pengeras suara.

"Terdengar suara aneh dan mendesah-desah dari speaker kabin selama perjalanan," tulis Lambertus dalam laman bandara.web.id, Minggu 15 November dan diunggah sekitar pukul 10.46 WIB.

Suara desah juga membuat jantung penumpang berdebar. Penumpang khawatir akan keselamatannya selama dalam perjalanan.

Tidak terima dengan perlakuan kru maskapai swasta nasional bertarif rendah tersebut, Lambertus dan beberapa penumpang lain akhirnya memutuskan untuk mengklarifikasi langsung dengan pilot dan kopilot sesampainya di Ngurah Rai, Denpasar.

Tapi apa daya, pilot yang bertanggung jawab selama penerbangan tersebut menolak untuk menemui penumpangnya. Akhirnya, Lambertus memutuskan untuk menuliskan 'kisah pahit'-nya itu di laman bandara-web.id. (Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya