Total 58 Jasad Diangkat dari Timbunan Longsor 'Puing' China

Lebih dari 10.000 lainnya terlibat dalam upaya penyelamatan korban longsor China.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Jan 2016, 11:44 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 11:44 WIB
20151220-22 Bangunan Roboh dan 59 Orang Hilang Akibat Longsor di China
Pandangan udara dari bencana longsor di sebuah kawasan industri di Shenzhen, provinsi Guangdong, China selatan, Minggu (20/12). Sekitar 900 orang diungsikan dan empat orang diselamatkan dengan cedera ringan, kata pemerintah setempat (CHINA OUT AFP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Total 58 jasad digali dan diangkat dari timbunan tanah longsor di Shenzen, di selatan China. Sebuah bencana yang terjadi akibat runtuhnya timbunan puing-puing sampah konstruksi bangunan.

"52 jenazah sudah diidentifikasi dan berada di daftar korban hilang, polisi berusaha untuk mengidentifikasi 6 lainnya," terang kantor informasi pemerintah kota Shenzhen melalui Weibo seperti dikutip dari CNN, Kamis (7/1/2016).

Sejak longsor China tersebut, 77 orang dilaporkan hilang. Sementara lebih dari 10.000 lainnya terlibat dalam upaya penyelamatan.

Pihak berwenang mengatakan, sulit untuk menghitung jumlah pasti orang hilang, karena banyak orang-orang yang tinggal dan bekerja di kawasan industri ini merupakan pekerja migran dari provinsi pedalaman China. Sehingga mereka kerap tidak terdaftar, atau memiliki kerabat yang tinggal terlalu jauh untuk dihubungi segera.

Longsor yang terjadi pada 20 Desember 2015 itu dilaporkan 'menelan' 33 bangunan, dengan puing-puing menumpuk seperti bangunan 4 lantai.

Menurut kantor kejaksaan di Bao'an District pekan lalu, polisi sejauh ini telah menangkap 11 orang yang diduga bertanggungjawab atas musibah tanah longsor.

"Di antara yang ditangkap adalah penasehat hukum dari perusahaan mengelola pembuangan limbah, wakil general manajer, serta pengawas situs dan koordinator," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Seorang mantan pejabat yang bertugas mengatur pembuangan limbah juga dilaporkan bunuh diri pada 28 Desember. Ia diduga tak kuat menanggung beban moral akibat peristiwa tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya