Buku Favorit di Perpustakaan PBB Diejek Netizen, Mengapa?

Netizen geger karena tak menyangka buku itu paling laris dipinjam oleh para staf dan perwakilan negara-negara PBB di New York.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Jan 2016, 13:44 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 13:44 WIB
Buku Favorit di Perpustakaan PBB Diejek Netizen, Mengapa?
Buku Favorit di Perpustakaan PBB Diejek Netizen, Mengapa? (Twitter)

Liputan6.com, New York - Pada akhir tahun 2015, akun Twitter Perpustakaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) berkicau tentang buku apa yang menjadi favorit peminjam dan pembaca para anggota PBB dan staf sepanjang tahun lalu. Namun, kicauannya itu membuat sebagian besar netizen terkejut.

Apa pasal? Rupanya, setelah mengetik tautan yang diberikan akun @UNLibrary, para pengguna Twitter kaget. Ternyata, banyak pembaca dan peminjam memilih buku berjudul 'Immunity of Heads of State and State Officials for International Crimes' sebuah tesis yang ditulis oleh Ramona Pedretti.

Buku Favorit di Perpustakaan PBB Diejek Netizen, Mengapa?  (Twitter)

Perpustakaan Dag Hammarskjold yang terletak di New York, AS itu melayani berbagai informasi bagi 193 anggota negara PBB, baik itu delegasi dan staf sekretariat.

Tesis itu menginvestigasi bagaimana kepala-kepala negara dan anggota pemerintahan lainnya bisa diseret ke pengadilan internasional. Namun, disimpulkan juga bahwa kepala negara yang tengah memimpin tidak bisa dibawa ke pengadilan dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan internasional. Hanya yang sudah mantan bisa diproses hukum.

Melihat buku itu menjadi favorit pembaca membuat netizen terkejut. Bahkan bertanya-tanya, apakah akun itu adalah akun parodi, seperti dikutip dari ABC.net.au Kamis (7/1/2016).

"Hei, kalian di PBB, kenapa bisa-bisanya men-tweet hasil tersebut? Ini kan tidak baik," kata salah seorang pengguna.

Kendati di Tweet oleh perpustakaan PBB pada 31 Desember 2015 lalu, namun netizen meresponsnya pada Kamis ini.

Beberapa netizen berkicau buku itu dicari karena para aparatur negara mencari celah agar mereka bisa bebas dari tuduhan perbuatan kriminal.

"Jadi, mereka tahu bagaimana memulai sebuah perang dan tak perlu bertanggung jawab," kicau pengguna Twitter.

Sementara akun lain menulis, "(Buku itu) menjelaskan bagaimana para diplomat dan bos mereka bisa mendapatkan hak impunitas untuk aksi kriminalitas mereka seperti tiket parkir dan... punya budak seks."

Yang lain menuliskan, "Pilihan bukunya sungguh memalukan. Kupikir bakal buku 'Fifty Shades of Grey' yang bakal laku."

Mendapat banyak mention negatif, pengelola UNLibrary segera bereaksi.

"Ini adalah buku akademis tentang hukum internasional dan impunitas, silakan membaca lebih lanjut di tautan ini."

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya