Liputan6.com, Jakarta - Serangan di pusat ibukota Jakarta membuat negara-negara tetangga simpati dan mengutuk pelakunya. Kecaman datang kali ini datang dari Australia. Lewat Menteri Luar Negeri Julie Bishop, pihaknya mengutuk serangan di Jakarta.
Australia juga sedang menginvestigasi kepada pihak berwenang di Indonesia apakah ada wargannya yang terkena dampak.
"Saya telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri RI-Retno Marsudi dan telah menawarkan dukungan apapun yang mungkin diperlukan Indonesia atas serangan ini," tulis pernyataan Menlu Australia seperti dikirimkan kepada Liputan6.com, Kamis (14/1/2016)
Advertisement
Baca Juga
Kemenlu Australia juga mewanti-wanti kepada warganya bahwa travel advice ke Indonesia telah diperbarui dan tersedia di Smartraveller --layanan informasi dan pendaftaran warga yang ingin ke luar negeri-- di laman kementerian itu.
"Warga Australia harus menghindari wilayah Sarinah di Jalan Thamrin Jakarta Pusat dan mematuhi instruksi pihak berwenang," lanjut pernyataan Bishop.
Kementerian Luar Negeri Australia juga memberikan nomor penting bagi seluruh warganya yang ingin mengetahui perkembangan insiden ini.
Pusat Darurat Konsular 24 jam Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia di nomor: 1 300 555 135, atau +61 2 6261 3305 (jika menelepon dari luar negeri).
Bom meledak di pos polisi Sarinah pada pukul 10.45 WIB. 6 Orang tewas, 3 di antaranya anggota kepolisian. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab, namun wakapolri Komjen Budi Gunawan mengatakan, masih berkaitan dengan kelompok teroris yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror jelang tahun baru kemarin di Bandung.
"Betul, masih terkait ISIS," ucap Budi. Dia mengatakan, penyerang terkait dengan Abu Jundi yang mendapatkan instruksi dari Suriah.
Jenderal bintang 3 ini menuturkan, perencana penyerangan hingga saat ini belum berhasil ditangkap aparat kepolisian.