Tukang Becak Asal Bangladesh Ini Menjelma Jadi 'Manusia Akar'

Abul Bajandar menjadi manusia akar selama 7 tahun terakhir.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 01 Feb 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2016, 12:30 WIB
Perkenalkan Manusia Akar dari Bangladesh
Abul Bajandar si 'manusia akar' dari Bangladesh. (Zuma Wire)

Liputan6.com, Dhaka - Pria asal Bangladesh ini mengalami kondisi aneh dan langka: memiliki akar pada kedua tangan dan kakinya. Akibatnya, ia pun harus menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di tempat tinggalnya.

Abul Bajandar ternyata menderita penyakit seperti kutil yang lebih dikenal sebagai manusia akar -- kelainan kulit langka keturunan -- selama 7 tahun terakhir. Dokter di Dhaka Medical College and Hospital (DMCH) sekarang akan memutuskan pengobatan terhadap pemuda 25 tahun dari Khulna, setelah membentuk dewan medis ahli.

Dr Samanta Lal Sen selaku kepala koordinator National Institute of Burn and Plastic Surgery dari DMCH, mengatakan dokter jaga akan merawat Bajandar yang ditempatkan di unit luka bakar.

Menurut Dailystar.net, seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (1/2/2016), penarik becak itu sebelumnya dibawa ke Rumah Sakit Medical College Gazi di Khulna, Bangladesh. Sebelum dipindahkan ke DMCH.

Kaki Abul Bajandar yang dikenal sebagai manusia akar selama 7 tahun terakhir. (Zuma Wire)

Pria asal Indonesia, Dede Koswara juga dikenal sebagai manusia akar akibat kondisi serupa seperti Bajandar. Ia dilaporkan meninggal dunia Sabtu 30 Januari.

Namun penyebab kematiannya bukanlah akibat kondisi 'berakar' yang dialaminya, melainkan mengalami gangguan multi organ.

Dalam program Discovery Channel 2008, diceritakan kisah Dede Koswara menjalani operasi pengangkatan kutil seberat 6 kilo dari tubuhnya. Seorang dokter Amerika sebelumnya mengatakan kutil itu akibat infeksi langka Virus Human Pappiloma (HPV), dan menyebut kondisi Dede yang terburuk di dunia.

Ayah dua anak itu pertama kali mengetahui ada kutil di tubuhnya di bagian lutut ketika remaja. Ia kemudian dipecat dari pekerjaannya dan dijauhi oleh tetangga, ketika tumbuh seperti cabang yang menutupi sebagian tubuhnya.

Pada saat itu, ia membutuhkan 2 operasi setiap tahun. Dede pun terpaksa bekerja di sirkus di Bandung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tapi begitu kasusnya dipublikasikan, sumbangan dari masyarakat untuk pengobatannya pun mulai 'banjir'.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya