Liputan6.com, Kathmandu - Pesawat Tara Air yang hilang pada Rabu 24 Februari 2016 waktu setempat sudah ditemukan. Beberapa jam kemudian, bangkai kapal terbang jenis Twin Otter itu terlihat di pegunungan barat Nepal.
Nahasnya, seluruh penumpang dilaporkan tewas. Namun evakuasi jasad dari dalam pesawat tersebut terpaksa ditunda untuk sementara waktu, akibat cuaca buruk di daerah pegunungan Nepal.
Baca Juga
Industri penerbangan Nepal memiliki catatan keselamatan yang buruk tetapi belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan tersebut.
Advertisement
Identitas korban kapal terbang jatuh itu belum dipublikasikan, namun 2 di antaranya adalah anak-anak. Pesawat itu membawa 3 awak dan 20 penumpang, salah satunya China dan Kuwait.
Baca Juga
Menurut Direktur Umum Otoritas Penerbangan Sipil Nepal, Sanjiv Gautam, puing pesawat ditemukan di dekat Desa Dana di Kabupaten Myagdi.
"Cuaca buruk dan medan yang sulit menyebabkan penundaan operasi tersebut," ucap para pejabat militer yang dikutip di media lokal seperti dikutip dari BBC, Kamis (25/2/2016).
Lokasi kecelakaan tersebut berada 13.000 kaki (4km) di atas permukaan laut dan sekitar 100 km (62 mil) dari Pokhara. Medan itu tak memungkinkan helikopter mendarat di sana.
Media setempat melaporkan, upaya evakuasi semua jenazah dan menerbangkan mereka kembali ke Pokhara akan dilanjutkan pada Kamis 26 Februari 2016.
Penerbangan tersebut rencananya berlangsung selama 20 menit, tapi Gautam mengatakan kepada BBC Nepal bahwa pesawat hilang kontak dengan menara kontrol di Pokhara 10 menit setelah take-off.
Melalui situsnya, Tara Air mengatakan bahwa cuaca di kedua bandara asal dan tujuan saat itu bersahabat. Sehingga belum diketahui pasti penyebab kecelakaan.