13 Paus Sperma Mati dengan Lambung Dipenuhi Plastik

Hewan itu secara tidak sadar menyantap plastik. Menyebabkan mereka menderita, dan, paling buruknya, kelaparan dengan lambung yang penuh.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 30 Mar 2016, 19:41 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 19:41 WIB
Astaga, Ada Plastik Dalam Bangkai 13 Paus Sperma *OTW
Ada sejumlah benda plastik di dalam lambung 13 ekor paus sperma yang mati kelaparan di pantai Jerman. (Sumber akun Instagram milik Robert Habeck)

Liputan6.com, Toenning - Sudah ada sejumlah kampanye kesadaran tentang bahaya plastik bagi ekologi laut, terutama karena sejumlah hewan laut tidak sadar telah menelan kantong-kantong plastik yang mengapung sampai ke laut.

Bahaya benda-benda plastik terungkap lagi setelah sejumlah benda buangan manusia ditemukan di dalam bangkai 13 ekor paus sperma.

Dikutip dari Telegraph, Rabu (30/3/2016), benda-benda plastik yang dibuang manusia di laut seringkali menemukan jalannya hingga ke mulut dan lambung mahluk-mahluk laut.

Pemeriksaan bangkai hewan mamalia laut yang terdampar di dekat kota Toenning di Schleswig-Holstein, Jerman, mengungkapkan bahwa lambung mereka penuh dengan plastik, termasuk jaring nelayan sepanjang 13 meter dan bagian plastik sepanjang 70 cm yang berasal dari mobil.

Seorang pria kemudian menunggah gambar mencengangkan temuan-temuan benda-benda plastik itu di Instagram. Namun demikian, paus sperma tersebut mati bukan karena plastiknya.

Ada sejumlah benda plastik di dalam lambung 13 ekor paus sperma yang mati kelaparan di pantai Jerman. (Sumber Christian Charisius via EPA)

Para ilmuwan menduga mereka menderita serangan jantung yang diakibatkan oleh kelaparan.

"Temuan ini menunjukkan kepada kita tentang masyarakat yang tergila-gila pada plastik," kata Robert Habeck, Menteri Lingkungan Hidup Schleswig-Holstein Robert Habeck.

“Hewan-hewan secara itu tidak sadar menyantap plastik dan sampah plastik yang menyebabkan mereka menderita, dan, paling buruknya, kelaparan. Mereka merasa  lambung penuh sehingga tak bisa makan.”

Semua paus itu berkelamin jantan, berusia antara 10 hingga 15 tahun, dengan berat antara 32 hingga 41 ton. Para pakar menduga badai di kawasan timur laut Atlantik menghanyutkan sumber makanan paus ke Laut Utara.

Paus-paus itu mengikuti sumber makanan mereka dan terdampar di perairan dangkal sehingga kelaparan sampai akhirnya mati.

Kabar ini beredar setelah ditemukannya 6 bangkai paus sperma yang diterdampar di Norfolk, Inggris, pada Februari lalu. Enam hewan itu mati dalam waktu 2 minggu.

Rob Deaville, manajer proyek untuk UK Cetacean Strandings Investigation Programme (CSIP), mengatakan, “Ini adalah kali ke 29 kandasnya paus di sekitar pantai Laut Utara. Saya belum pernah mengalami seperti ini dalam 20 tahun terakhir.”

“Menurut riwayatnya, kita pernah menyaksikan paus kandas secara masal tapi belum pernah separah ini selama beberapa dekade belakangan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya