7 Kisah Hoax dalam Sejarah

Kadang-kadang, tipuan itu bermula dari keisengan yang kemudian lepas kendali.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 02 Apr 2016, 19:31 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2016, 19:31 WIB
7 Kisah Hoax Sejarah *BANYAK FOTO
Raksasa Cardiff, salah satu hoax dalam sejarah, ternyata sebuah patung gips, bukan jasad manusia yang terawetkan. (Sumber History)

Liputan6.com, New York - Sepanjang sejarah, ada saja tipuan (hoax) yang sempat menyusup dan kemudian diteruskan turun temurun. Kadang-kadang, tipuan itu bermula dari keisengan yang kemudian lepas kendali.

Dikutip dari History pada Sabtu (2/4/2016), berikut ini adalah 7 hoax yang mencengangkan:

1. Perisai Dada

Sebuah perisai dada berbahan perunggu ditemukan pada 1936 dan disebut-sebut sebagai peninggalan penjelajah Francis Drake ketika ia dan para awak kapal Golden Hind tiba di California pada 1579 dan melakukan klaim atas tanah tersebut atas nama Kerajaan Inggris.

Temuan yang diaku-aku sebagai perisai dada milik penjelajah Francis Drake ternyata palsu belaka.(Sumber History)

Peninggalan itu bahkan sempat tertera dalam buku pelajaran sekolah dan dipamerkan ke seluruh dunia.

Dalam rangka memperingati 400 tahun pendaratan Drake, pada 1977 para peneliti melakukan telah ilmiah terhadap perisai itu . Ternyata itu adalah benda palsu dari zaman modern.

Tidak jelas siapa yang berulah hingga akhirnya pada 2003, para ahli sejarah mengumumkan bahwa pelindung dada itu merupakan guyonan teman-teman Herbert Bolton, seorang profesor sejarah di University of California, Berkeley, sekaligus seorang direktur Bancroft Library di kampus tersebut dari 1920 hingga 1940.

Sebelum teman-temannya menjelaskan tentang guyonan itu, Drake telah terlebih dahulu mengakui keasliannya dan membelinya untuk perpustakaan.

2. Archaeoraptor

Pada 1999, majalah National Geography mengumumkan temuan dinosaurus berbulu, Archaeoraptor liaoningensis.

Kala itu, tertulis demikian, “Lengannya mirip burung primitif namun dengan ekor mirip dinosaurus, mahluk yang ditemukan di provinsi Liaoning, Tiongkok, adalah benar-benar mata rantai yang hilang dalam rantai kompleks yang menghubungkan dinosaurus dengan burung.”

Temuan Archaeoraptor liaoningensis ini ternyata tipuan belaka dan berasal dari fosil sejumlah hewan berbeda. (Sumber History)

Beberapa bulan kemudian terungkaplah bahwa ini semua hanyalah fosil rekaan yang menggabungkan beberapa fosil dari makhluk berbeda. Penyidikan mengungkapkan bahwa bagian-bagiannya ditemukan dalam sumur pada 1997 oleh seorang petani pemburu fosil Tiongkok.

Ia merekatkan bagian-bagian itu dan menjualnya kepada perantara, yang pada 1999 menjualnya kepada direktur suatu museum di AS dengan harga $80 ribu (lebih dari Rp 1 miliar). Dari sana, National Geographic mengangkat dan menerbitkan kisahnya.

Setelah tersiar kabar bahwa Archaeoraptor liaoningensis hanyalah rekaan semata, media menjulukinya Piltdown Bird, sebagai plesetan dari Piltdown Man, yaitu kisah hoax lain yang melibatkan fosil yang ditemukan di Inggris pada 1912. Saat ditemukan, fosil Piltdown diduga sebagai penghubung antara kera dan manusia purba.

3. Tiara Saitaphernes

Pada 1896, museum Louvre di Paris membayar seorang perantara barang antic sebesar $50 ribu untuk sebuah tiara yang disebut sebagai mahakarya masa Hellenistik. Benda itu diaku-aku sebagai hadiah dari Olbia--suatu koloni Yunani purba--kepada Saitaphernes, sang raja di Scythia.

Tak lama kemudian, para pakar mulai mempertanyakan keaslian tiara yang berukirkan bagian kisah Iliad tersebut, namun pihak museum membantah telah melakukan pemalsuan.

Tiara terbuat dari emas ini ternyata bukan berasal dari Saitaferne, raja Yunani, tapi buatan seorang pengrajin dari Odessa, Ukraina. (Sumber History)

Belakangan, para pejabat Louvres mengetahui bahwa tiara itu sangat mungkin merupakan karya pengrajin emas zaman modern di Odessa, Ukraina, bernama Israel Rouchomovsky.

Untuk membuktikan, mereka membawa pria itu ke Paris pada 1903 dan memintanya meniru suatu bagian dari tiara tersebut. Israel Rouchomovsky mengaku tidak mengetahui bahwa perantara yang memesan darinya tersebut ternyata berniat menipu.

Bukannya menghancurkan karir Israel Rouchomovsky, skandal ini malah memajukan karirnya dan mendatangkan banjir pesanan karya-karyanya.

4. Raksasa Cardiff

Pada 1869, para buruh sedang menggali sumur di suatu ladang di Cardiff, negara bagian New York. Mereka menemukan sesuatu yang sepertinya merupakan tubuh terawetkan seorang pria setinggi lebih dari 3 meter.

Temuan ini segera menarik perhatian, bahkan membuat para pakar ilmiah tertipu sehingga beranggapan bahwa Raksasa Cardiff ini sebagai temuan penting.

Raksasa Cardiff ini hanyalah pahatan patung gipsum, bukan jasad raksasa yang terawetkan. (Sumber History)

Kenyataannya, benda itu adalah buah pikiran George Hull, seorang atheis pembuat cerutu dari kota Binghamton, di negara bagian New York. Ia sedang melakukan perjalanan bisnis di Iowa dan terlibat dalam perbantahan sengit dengan seorang pendeta berkaitan satu ayat dalam kitab Kejadian di dalam Alkitab tentang “raksasa-raksasa di bumi pada masa itu.”

Hull bertekad membangun raksasa ini untuk membuat lelucon tentang orang-orang seperti pendeta tersebut yang menafsirkan Alkitab secara harafiah. Ia pun menemukan cara meraup untung darinya.

Pada 1868, ia mempekerjakan seorang pematung dari Chicago untuk membuat patung manusia terbuat dari bongkahan besar batu gipsum. Produk akhir dikirimkan ke suatu ladang milik temannya, William ‘Stub’ Newell, di Cardiff, dan dikubur di sana.

Di tahun berikutnya, Hull meminta Newell untuk mempekerjakan sejumlah orang guna menggali sumur di tempat ia mengubur patung raksasa tersebut. Setelah patung itu ditemukan, warga berbondong-bondong menyaksikannya setelah membayar kepada Newell.

Beberapa ilmuwan menduga bahwa temuan itu adalah manusia purba yang terawetkan dan sejumlah orang lain berteori bahwa benda itu adalah patung berusia beberapa abad yang dibuat oleh sejumlah imam Jesuit.

Tidak lama, ahli paleontologi ternama bernama Othniel Charles Marsh menyatakan bahwa raksasa itu “berasal dari masa kini, dan merupakan tipuan yang sangat diniatkan.” Pada 1870, hoax itu menjadi jelas setelah pemahatnya mengaku.

5. Tengkorak Calaveras

Pada 1866, pekerja tambang di Calavera County, negara bagian California, menggali sebuah tengkorak manusia yang terkubur sedalam lebih dari 30 meter, di bawah lapisan volkanik.

Tengkorak itu sampai ke tangan Josiah Whitney, seorang profesor Harvard University yang sekaligus ahli geologi negara bagian California. Ia mengumumkan bahwa benda itu adalah bukti keberadaan manusia di Amerika Utara pada masa Pliosen, 5 hingga 2 juta tahun lalu.

Tengkorak Calavares ini dikuburkan di kedalaman lebih dari 30 meter sehingga diduga sebagai bukti adanya manusia di Amerika Utara pada masa Plieosen. (Sumber History)

Tapi, segera tersiar kabar di Calaveras County tentang sejumlah pria warga setempat yang mengubur tengkorak itu untuk lelucon. Menurut beberapa laporan, Whitney pun menjadi bulan-bulanan warga setempat yang kecewa padanya.

Pada 1992, penanggalan radiokarbon mengungkapkan bahwa Tengkorak Calaveras kemungkinan berusia 1.000 tahun. Sementara itu nama Whitney diabadikan menjadi nama gunung tertinggi di California dan sekaligus yang tertinggi di seluruh daratan AS.

6. Ksatria-ksatria Etruscan

Antara 1915 dan 1921, Metropolitan Museum of Art (“Mets”) di kota New York membeli 3 patung tanah liat ksatria Etruscan berukuran besar yang dikira berasal dari Abad ke-5 SM.

Pada 1933, ketika membuka galeri kesenian Etruscan, museum itu memajang patung-patung yang diduga diambil dari situs yang baru ditemukan di Italia.

Sejumlah patung ksatria Etruscan ternyata tiruan dari patung-patung asli yang lebih kecil. (Sumber Wikipedia dan History)

Walaupun keaslian patung-patung itu dipertanyakan oleh sejumlah ahli, beberapa orang lain menganggapnya asli. Namun demikian, cara baru pengujian ilmiah pada 1960 mengungkapkan bahwa ksatria-ksatria yang dibeli dengan harga sangat mahal itu ternyata berasal dari zaman modern.

Di tahun berikutnya, pihak yang berwenang mengetahui bahwa sekelompok warga Italia membuat benda palsu itu beberapa puluh tahun sebelumnya, antara lain berdasarkan foto-foto ksatria Etruscan yang dipamerkan di museum-museum lain.

7. Sejarah Bak Mandi

Pada 1917, harian Evening Mail terbitan New York, menerbitkan sebuah kisah berjudul “A Neglected Anniversary” oleh jurnalis kawakan bernama H.L. Mencken. Ia menuliskan bagaimana warga Amerika gagal mengenang perayaan tahun ke-75 penemuan bak mandi modern.

Ia menguraikan sejumlah hal yang diakuinya sebagai fakta dan mengatakan bahwa bak itu diciptakan di Cincinnati, dan bahwa presiden Millar Fillmore merupakan presiden pertama AS yang memasangnya di Gedung Putih pada 1851.

Jurnalis kawakan H.L. Mencken menulis hoax di Evening News untuk membuktikan kepolosan pembaca di New York. (Sumber mentalfloss.com dan History)

Mencken bahkan mengaku mandi beberapa kali saat sedang dilarang di sejumlah bagian di AS karena dokter menganggapnya berbahaya bagi kesehatan.

Kenyataannya, paparan sejarah bak mandi oleh Mencken hanyalah tipuan belaka dan ditulis dengan maksud menekankan begitu polosnya warga, yang mudah ditipu. Namun demikian, beberapa tahun kemudian artikel itu dicetak ulang di beberapa harian dan fakta-fakta rekaannya malah muncul di sejumlah buku acuan.

Bahkan setelah Mencken mengaku secara tertulis pada 1926, masih ada saja orang yang percaya bahwa paparan sejarahnya adalah hal yang benar.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya