Liputan6.com, Jakarta - Upaya pengeratan hubungan diplomatis antar negara bisa dilakukan melalui berbagai macam cara. Untuk Korea Selatan, kuliner atau hidangan tradisionalnya merupakan instrumen yang sangat vital untuk mendekatkan negaranya dengan yang lain. Hal tersebut ditandai dengan diadakannya acara bertajuk ‘Korean Kimchi Festival’ oleh Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta.
Duta Besar Korea Selatan, Cho Tae Young menerangkan bahwa metode diplomasi yang tepat untuk perkuat hubungan negaranya dengan Indonesia tidak selalu antar pemerintah, tetapi juga melalui perhelatan yang mampu meningkatkan esensi people to people masyarakat dari kedua negara.
Baca Juga
Baca Juga
“Ini cara kami berdiplomasi, melalui pengenalan tradisi Korea Selatan,” Kata Dubes Tae Young disela acara Korean Kimchi Festival di Kedubes Korsel, Kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 27 April 2016.
Advertisement
Ia menyatakan penghargaannya terhadap masyarakat Indonesia yang menikmati hidangan tradisional Korsel ini.
“Masyarakat Indonesia memang sudah tahu dan sebagian besar sudah pernah merasakan Kimchi. Namun kami ingin memperkenalkan kembali hidangan tradisional kami itu dengan menyajikan 200 jenis lainnya yang banyak orang di negara ini belum tahu,” tambahnya.
Dubes Tae Young juga berkata bahwa ia adalah perwakilan negara Korsel pertama yang menggelar acara terkait makanan tradisionalnya, kimchi.
Kimchi dinilai oleh Health Magazine sebagai salad satu dari lima makanan tersehat di dunia. Hidangan dengan rasa unik ini kaya akan vitamin dan dapat membantu manusia mengatasi masalah pencernaan mereka. Terlebih, kimchi juga bisa mencegah seseorang dari penyakit kanker. Ini dikarenakan kimchi dibuat dari bahan-bahan dasar yang sehat seperti kubis, daun bawang, mentimun dan lobak.
Kimchi dengan rasa terbaik adalah yang disimpan selama 6 bulan dengan suhu tertentu. Selain dihidangkan sebagai makanan pembuka, kimchi juga bisa dijadikan sup kimchi chigae dan dibuat menjadi nasi goreng kimchi kimchi bokumbop.
Istri Duta Besar Australia untuk Indonesia, Nicola Watts yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa dirinya pun sebagai seseorang dari negara Barat juga menyukai kimchi.
“Saya suka kimchi dan acara ini sangat bagus karena memberikan saya pelajaran bukan hanya tentang jenis kimchi yang jumlahnya sangat banyak tetapi juga cara memasaknya yang membutuhkan kesabaran,” katanya kepada Liputan6.com.
Nicola mengatakan waktu yang dibutuhkan untuk memasak atau membuat kimchi memang lama tetapi justru itu yang membuat hidangan tradisional ini semakin gurih dan menarik untuk disantap.
Kepopuleran kimchi di seluruh dunia membuat hidangan ini menjadi hal yang menarik untuk menjadi bahan penelitian. Pusan National University di Korsel pun akhirnya membuka sebuah institusi penelitian hidangan kimchi.