Liputan6.com, Trujillo - Sebuah benda mirip telepon yang diperkirakan berusia seribu tahun berhasil ditemukan di reruntuhan Chan Chan, Peru. Diduga benda tersebut dibuat sekitar 1.200 hingga 1.400 tahun lalu, dan menjadi contoh awal teknologi telepon di dunia barat.
Penemuan itu merupakan bukti adanya inovasi mengesankan yang berasal dari kebudayaan Chimu di Rio Moche Valley, Peru utara.
"Ini unik. Hanya satu yang pernah ditemukan. Benda itu berasal dari masyarakat adat yang tak memiliki bahasa tertulis," ujar seorang kurator National Museum of the American Indian (NMAI), Ramiro Matos, kepada Smithsonian.
Advertisement
Dikutip dari Ancient Origins, Jumat (13/5/2016), teknologi tersebut diduga menjadi perangkat transmisi suara sederhana berbentuk seperti telepon kaleng yang populer pada Abad 19.
Baca Juga
Perangkat kuno itu terbuat dari ujung buah labu dengan panjang 8,9 sentimeter dan berlapis resin yang berfungsi sebagai pemancar serta penerima suara. Di sekitar bagian dasarnya terdapat lapisan tersembunyi.
Dua buah labu itu kemudian dihubungkan dengan benang kapas sepanjang 22,8 meter.
Sayangnya, benda itu terlalu rapuh untuk dicoba. Namun para peneliti dapat memperkirakan bagaimana instrumen tersebut bekerja.
Artefak tersebut dahulunya merupakan milik seorang aristokrat Prusia, Baron Walram V Von Schoeler, yang dijuluki bayangan dari Indiana Jones.
Ia berpartisipasi pada banyak kegiatan ekskavasi di Peru pada 1930-an dan kemungkinan telah menemukan artefak tersebut dari reruntuhan Chan Chan.
Von Schoeler mendistribusikan koleksinya ke beberapa museum. 'Telepon' tersebut akhirnya berakhir di fasilitas penyimpanan National Museum of the American Indian di Maryland, AS.
Spekulasi Tujuan Dibuatnya 'Telepon'
"Karena Chimu dikenal sebagai masyarakat yang telah mengenal strata, diduga hanya kaum elite yang memiliki benda berharga tersebut," ujar Matos.
Kemungkinan, benda tersebut digunakan untuk banyak hal, seperti alat komunikasi antara kaum elite dengan asistennya yang terpisah antar kamar. Selain itu, kontak yang tak melibatkan tatap muka juga mungkin dibutuhkan untuk menjaga status dan menjamin keamanan.
Dugaan lain, 'telepon' tersebut mungkin telah dijadikan perangkat untuk membuat kagum orang-orang yang percaya pada ajaran tertentu, layaknya banyak benda kuno lain.
Suara tanpa tubuh yang terdengar dari obyek yang digenggamnya mungkin membuat orang-orang terkejut dan meyakini sebagai perantara untuk berbincang dengan kelas atas atau pemuka ajaran.
Namun, ada spekulasi lain yang menyebutkan bahwa benda tersebut merupakan mainan anak-anak.
Mengenal Masyarakat Chimu
Mengenal Masyarakat Chimu
Masyarakat Chimu merupakan orang-orang yang berada di bawah kerajaan Chimor. Ibu kotanya yang terletak di Chan Chan dibangun dengan bata dari lumpur dan menjadi kota terbesar sebelum era Pre-Columbian Amerika Selatan.
Chan-chan memiliki luas hampir 20 kilometer persegi dengan 100 ribu penduduk di masa kejayaannya pada tahun 1200.
Seluruh kota Chan-Chan terbuat dari lumpur yang dibentuk dan dikeringkan dengan matahari dan dikombinasikan dengan patung, relief, serta ukiran dinding di hampir setiap permukaan.
Menurut keterangan Matos, antropolog dan arkeolog yang berfokus pada studi Andes tengah, masyarakat Chimu merupakan orang-orang yang terampil, berdaya cipta, dan mengesankan dalam hal rekayasa.
Hal itu dapat dilihat dari irigasi yang menggunakan kanal hidrolik serta kerajinan logam dan artefak yang memiliki detail rinci dan rumit.
Budaya Chimu muncul sekitar 900 M, namun akhirnya ditaklukan oleh peradaban Inka pada 1470 M.
Penemuan telepon bangsa Chimu dan banyak teknologi kuno mengagumkan lainnya mengingatkan kita bahwa budaya kuno juga mampu membuat penemuan, ide-ide, dan kreasi luar biasa.
Advertisement