Presiden Terpilih Filipina Siap 'Bangkitkan' Hukuman Mati

Rencananya Dutarte akan mendesak Kongres Filipina untuk merestorasi hukuman mati.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Mei 2016, 12:33 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2016, 12:33 WIB
Umbar Lelucon Perkosaan, Capres Filipina Dikecam
Sosok Duterte, salah satu calon presiden Filipina itu, juga disebut-sebut kerap memamerkan kehidupan seksualnya.

Liputan6.com, Manila - Pemenang pemilihan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte membuat pernyataan mengejutkan. Dia mengatakan siap menghidupkan kembali hukuman mati di negaranya.

"Saya akan mendesak kongres untuk membangkitkan kembali hukuman mati," sebut Duterte di Kota Davao, seperti dikutip dari Time, Senin (16/5/2016).

Dia menyebut, hukuman akan diberikan terutama pada kejahatan narkotika. Hukuman mati tersebut jika disahkan berupa hukum gantung.

"Nantinya akan berupa hukuman gantung, khususnya bagi pelaku kejahatan narkotika," jelas dia.

Baca Juga

Selain itu, pernyataan menggemparkan lain adalah, rencana Dutarte memberikan Polisi hak tembak di tempat. Menurutnya, polisi berhak mengambil tindakan ini jika para penjahat yang akan ditangkap melawan sembari melakukan tindak kekerasan.

"Jika kalian (para penjahat) melawan dan menunjukkan perlawanan dengan cara kekerasan, saya akan memerintahkan polisi untuk menembak agar kalian terbunuh," tutur Duterte.

"Jadi tembak untuk kriminal terorganisasi, kalian dengar itu, tembakan untuk membunuh setiap organisasi kriminal," sambungnya.

Duterte terpilih menjadi Presiden Filipina karena janjinya memberantas kriminalitas. Filipina saat ini menduduki peringkat ke-11 negara yang paling rentan aksi kriminal.

Saat masa kampanye, Duterte pernah menyebut siap membuat ikan di Teluk Manila lebih gemuk karena memakan jasad dari pelaku kejahatan di Filipina.

Duterte dikenal luas atas kesuksesannya menjadi wali kota Davao City. Selama 22 tahun ia menjadi wali kota, ia berhasil mengubah dari citra Davao dari 'zona perang' jadi kota ke-4 teraman di dunia 

Meski berhasil berhasil mengubah Davao, Duterte dikenal sebagai sasaran empuk kritik dari aktivis HAM Filipina. Dia dituduh memperkerjakan penembak misterius untuk membasmi para penjahat.

Duterte rencananya disumpah 30 Juni 2016. Dia akan menjadi Presiden Filipina selama 6 tahun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya