8 'Rapunzel' Pahlawan AIDS

Sebanyak delapan wanita paruh baya berambut panjang dari beberapa kota berkumpul bersama untuk menggalang aksi kesadaran AIDS di Tiongkok.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 25 Mei 2016, 18:01 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2016, 18:01 WIB
Inilah 8 'Rapunzel' dari Tiongkok
Ilustrasi festival rambut panjang tradisional di kalangan suku minoritas Tiongkok. (Sumber english.china.com)

Liputan6.com, Jining - Delapan orang wanita dari sejumlah kota di Tiongkok ini membiarkan rambut mereka memanjang selama 20 tahun terakhir ini. Tidak heran kalau rambut mereka sekarang rata-rata sepanjang 3,5 meter.

Namun demikian, seperti dikutip dari Daily Mail pada Rabu (25/5/2016), mereka memanfaatkan rambut panjang itu untuk suatu tujuan lain.

Nama kelompok itu, jika diterjemahkan dari bahasa setempat, berarti 'memamerkan rambut panjang hingga ribuan kilometer'.

Kelompok delapan 'Rapunzel' berusia paruh baya itu berkeliling ke sejumlah kota untuk menyadarkan warga tentang penyakit HIV. Mereka baru saja mengunjungi Kota Jining, di Provinsi Shandong yang terletak di timur negara Tiongkok.

Para wanita itu berasal dari sejumlah kota, yaitu Beijing, Shandong, Hubei, Guangxi, Shanxi, Henan, dan Jilin. Mereka mengaku cukup repot juga merawat rambut sepanjang 3,5 meter. Namun demikian, mereka berniat melakukan promosi kecantikan tradisional kepada dunia.

Menumbuhkan rambut hingga panjang sekali merupakan tradisi kuno di kalangan sejumlah etnis minoritas Tiongkok, termasuk suku Yao yang tinggal di Desa Huanglao Yao.

Rambut hitam panjang merupakan perlambang kesehatan dan kekayaan di antara suku-suku minoritas itu. Kaum wanitanya mencuci rambut mereka hanya sekali dalam sebulan.

Sementara itu, dilaporkan bahwa AIDS merupakan topik yang kontroversial di Tiongkok. Para penderitanya malah diasingkan oleh masyarakat, atau bahkan oleh keluarga mereka sendiri. Pengucilan dilakukan karena ketakutan tak masuk akal tentang penularan.

Gejala demikian terjadi karena kurangnya pendidikan tentang penyakit tersebut, terutama tentang penularan dan penyebarannya. Kegiatan para 'Rapunzel' di Kota Jining itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya