Liputan6.com, Jakarta - Kabar meninggalnya Muhammad Ali, pria yang kerap dijuluki sebagai petinju terhebat sepanjang masa, mengundang kesedihan berskala global. Sosok yang pernah tiga kali mengemban posisi juara dunia kelas berat, dicintai oleh banyak orang dari segala umur.
Seluruh penggemarnya kehilangan dia. Tak terkecuali Presiden AS, Barack Obama. Hal itu tertuang dalam esai saat tahun 2010, di tengah peringatan 50 tahun Muhammad Ali. Rupanya, kisah tersebut paling digemai pembaca Liputan6 kanal Global edisi Minggu (5/6/2016).
Dua berita lainnya juga masih tentang petinju legendaris itu, yaitu kesedihan Mike Tyson dan kisah Muhammad Ali menjadi mualaf dan membangun masjid di Chicago.
Advertisement
Berikut Top 3 Global selengkapnya...
Obama: Arti Seorang Muhammad Ali Bagi Saya....
Pada tahun 2010, di tengah peringatan 50 tahun Muhammad Ali di panggung dunia, Presiden AS, Barack Obama menulis sebuah essay tentang petinju legendaris itu di USA Today Sports.
Bagi Obama, Muhammad Ali akan selalu dikenang lebih dari 'sekadar' juara tinju kelas berat dunia yang pernah disandangnya. Kebijaksaan dan kemurahan hatinya menjadikan pria kelahiran 1942 itu sebagai sosok panutan.
2. Mike Tyson: Selamat Jalan Sosok Hebat, Muhammad Ali...
Mantan petinju juara dunia, Mike Tyson turut berduka atas meninggalnya sang legendaris Muhammad Ali. Hal tersebut ia lontarkan melalui akun twitter resminya.
"Tuhan telah memanggil sang juara untuk kembali kepada-Nya. Selamat jalan sosok hebat," demikian kicauan Tyson, mengutip Sports Illustrated.
3. Muhammad Ali Mendanai Pembangunan Mesjid Pertama di Chicago
Pada tahun 1965, Ali membuat suatu keputusan besar dalam hidupnya: masuk Islam. Ali yang sebelumnya bernama Cassius Marcellus Clay, Jr itu menjadikan pengalaman naik hajinya sebagai alasan utama di balik keputusan untuk memeluk agama Islam.
Mengganti namanya menjadi Muhammad Ali juga merupakan langkah besar yang ia sangat banggakan, terlepas dari kicauan media dan publik pada era 60-an yang mayoritas masih konservatif terhadap agama Islam.
Semasa hidupnya, ia terus menyalurkan ilmu tentang Islam melalui jalur pendidikan dan ia pun terdaftar sebagai kontributor utama yang membiayai lembaga Islam seperti, Masjid al-Faatir, masjid pertama di kota Chicago, negara bagian Illinois, AS.