Gagal Ginjal, Anjing Pahlawan 9/11 Disuntik Mati

Seekor anjing terakhir yang pernah membantu dalam kedaruratan 9/11 akhirnya disuntik mati karena telah mengalami gagal ginjal.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 08 Jun 2016, 06:29 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2016, 06:29 WIB
Bretagne (0)
Seekor anjing terakhir yang pernah membantu dalam kedaruratan 9/11 akhirnya disuntik mati karena telah mengalami gagal ginjal. (Sumber Daily Mail)

Liputan6.com, Cypress - Suasana haru menyelimuti kematian seekor anjing. Ternyata, anjing itu bukan anjing biasa. Bretagne adalah salah satu hewan yang terlibat dalam penyelamatan saat tragedy 9/11.

Selain tugasnya saat 9/11, anjing jenis golden retriever itu juga terlibat dalam tindakan kedaruratan penting lainnya. Tidak heran jika iapun mendapatkan penghormatan terakhir ketika menjelang akhir hidupnya. 

Dikutip dari Daily Mail pada Selasa 7 Juni 2016, Bretagne terpaksa disuntik mati karena telah mengalami gagal ginjal di sebuah rumah sakit hewan , Fairfield Animal Hospital, Cypress, Texas, pada Senin lalu. Ketika memasuki rumah sakit, ia diiringi sebaris petugas pemadam kebakaran yang memberikan penghormatan terakhir.

Denise Corliss, pemilik Bretagne, menyadari bahwa waktunya sudah tiba bagi sang anjing ketika ia mengalami gagal ginjal sehingga tidak mau makan lagi.

"Ia sangat gelisah tadi malam dan hanya mau berdekatan dengan saya. Jadi saya berbaring di sebelahnya. Ketika ia merasakan kehadiran saya, ia bisa tenang dan tertidur. Saya tidur bersamanya semalaman," kata Corliss kepada Today.

Beberapa saat sebelum ajal sang anjing, Corliss dan suaminya menuliskan daftar tugas yang harus dilakukan sebelum Senin. Salah satunya adalah kunjungan ke sekolah Robert Road Elementary School. Sang anjing pernah menjadi sahabat baca di sana dan membantu anak-anak autis.

Gagal Ginjal, Anjing Pahlawan 9/11 Disuntik Mati (Daily Mail)

Semasa hidupnya, Golden Retriver itu ikut menjadi sukarelawan pemadam kebakaran. Selain 9/11, ia bertugas saat Badai Katrina, Badai Ivan, dan Badai Rita.

Kapten David Padovan, jurubicara Cy-Fair Volunteer Fire Department, mengatakan kepada New York Daily News, "Anjing itu hidup lebih lama dan menyelesaikan banyak tugas dibanding yang lainnya."

Setelah mati, tubuh Bretagne dibungkus dengan bendera Amerika dan dibawa ke Texas A&M University. Para dokter hewan akan mempelajari dampak Ground Zero pada tubuhnya.

Padovan menambahkan, "Anjing itu tiada duanya. Ia selalu semangat melakukan pencarian bahkan ketika sudah 'pensiun'".

Latihan Sejak Kecil

Corliss membeli Bretagne pada 1999 ketika diminta untuk ikut serta dalam pelatihan anjing pelacak dan penyelamatan. Ia mengatakan para petugas menimbunnya dalam reruntuhan dalam satu jam sebelum mengirim anjing itu untuk mencarinya.

Ia selalu ingat rasa leganya ketika mendengar salah satu anjing menggonggong di atasnya. Setelah itu, Corliss bertekad membeli Bretagne dan melatihnya untuk tugas tersebut. Dalam beberapa tahun kemudian, hewan berkaki 4 itu dianggap layak ditugaskan ke Texas Task Force 1.

Pada usia 13 tahun, sendi-sendi Bretagne mulai kaku dan tidak dapat lagi memanjat tangga di rumah. Corliss memasang kolam renang dan mereka berdua biasa berenang bersama selama 10 menit setiap hari agar sang anjing mendapat kembali keluwesannya.

Setahun lalu, Bretagne merayakan ulang tahunnya di kota New York tempat ia memulai karir sebagai pelacak 9/11 pada usia 2 tahun. Ia adalah salah satu dari 300 anjing pelacak pertama yang secara berani menyisir reruntuhan situs serangan terorisme terbesar di tanah AS.

Perayaan Ulang Tahun dan Napak Tilas

Saat ulang tahun ke-16, Bretagne dan Corliss disuguhi selamat datang bak pahlawan di bandara La Guardia, New York, lalu dibawa ke 1 Hotel Central Park.

Di hotel, Bretagne diberi cemilan dan kue ulang tahun perayaan ke-16, lalu keduanya kembali ke Ground Zero.

Gagal Ginjal, Anjing Pahlawan 9/11 Disuntik Mati.  Saat bertugas pertama kali di Ground Zero (Daily Mail)

Corliss membeberkan bagaimana ia dan Bretagne dikirim menjadi bagian dari tim tanggap darurat dari Texas Task Force untuk memberi istirahat kepada pencari pertama yang ada di World Trade Center.

Misi tersebut menjadi tugas perdana Bretagne dan Corliss. Perempuan tersebut mengatakan anjing itu melakukan tugasnya dengan sempurna walaupun bekerja 12 jam sehari dalam keadaan yang sangat sulit dibayangkan.

Corliss mengaku bahwa pada awalnya keadaan di sana membuatnya kewalahan, tapi Bretagne terlihat bersemangat sehingga membantu Corliss melakukan tugasnya.

"Terlihat petugas-petugas pemadam kebakaran duduk di sana, nelangsa, pucat, tanpa emosi, lalu mereka melihat seekor anjing sehingga bisa tersenyum," kata Cindy Otto, dokter hewan yang bertugas di Ground Zero untuk memeriksa keadaan hewan-hewan sesudah melakukan tugasnya 

"Anjing-anjing itu membawa semangat dan harapan. Mereka menyingkirkan kekelaman dalam sekejap. Pertemanan Bretagne dan Corliss sungguh ajaib."

Warisan Bretagne akan berlanjut. Bukan melalui Corliss, tapi melalui seekor anjing dengan nama yang sama.

Penn Vet Working Dog Center bukan hanya melacak anjing-anjing 9/11 tapi juga melatih anjing-anjing baru untuk melacak orang, narkoba, ataupun penayakit. Seekor anak anjing bernama Bretagne tinggal bersama seorang pria penderita diabetes jenis 1.

Anjing itu melanjutkan tradisi penyelamatan nyawa yang dimulai oleh Bretagne sebelumnya. Caranya adalah dengan mengingatkan pria yang dilayaninya ketika kadar gula darahnya di luar normal dan ia perlu makan, demikian menurut Today.com.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya