Liputan6.com, Beijing - Selain isu polusi udara dan pencemaran sungai, sejumlah kota di China juga dihadapkan dengan kasus trek lari sintetis beracun di sejumlah sekolah dan taman kanak-kanan.
Mencuatnya kasus trek lari beracun itu berdasarkan laporan pihak berwenang terkait dengan adanya gangguan kesehatan yang dialami siswa.
Menurut Shanghai Daily, Senin (27/6/2016) otoritas pendidikan di Changsha dan Haikou telah memerintahkan pembongkaran trek di sejumlah sekolah dan taman kanak-kanak yang tidak memenuhi standar.
Advertisement
"Pembangunan trek lari harus dihentikan, menunggu tinjauan ulang," ujar biro pendidikan yang telah berjanji akan menjatuhi hukuman berat atas tindakan korupsi dan kelalaian pembangunan trek lari tersebut.
Otoritas Provinsi Hebei disebut telah menangguhkan 9 perusahaan yang memproduksi bahan karet dan mengawasi sejumlah perusahaan lainnya. Tindakan itu diambil berdasarkan laporan bahwa sejumlah pabrik menggunakan limbah industri sebagai bahan baku pembuatan trek lari sintetis.
Terkait dengan hal ini, Kementerian Pendidikan China juga telah angkat suara. Pekan lalu, mereka telah meminta pihak berwenang untuk memeriksa semua trek sintetis baru di sejumlah sekolah selama liburan musim panas berlangsung.
Seorang murid di sebuah sekolah dasar di Beijing mengalami mimisan, pusing, dan batuk setelah terpapar racun dari trek lari yang baru direnovasi. Kasus serupa dilaporkan juga terjadi di Jiangsu, Guangdong, dan sejumlah provinsi lainnya sehingga memicu kekhawatiran publik.
Sebelumnya, televisi China Central sempat melaporkan bahwa beberapa trek terbuat dari limbah industri.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.