Liputan6.com, Istanbul - Bom Turki yang terjadi di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, pada 28 Juni 2016 malam, mengakibatkan 44 orang meninggal dan 240 lainnya terluka.
Dan mereka bukan sekadar angka. Semua korban yang terenggut jiwanya secara mengerikan adalah manusia-manusia berharga -- yang punya peran penting, kisah hidup, impian, harapan, mencintai, juga dicintai.
Baca Juga
Mayoritas dari mereka adalah warga Turki, termasuk petugas bea cukai -- awalnya diduga polisi -- yang dianggap sebagai pahlawan karena berusaha menghentikan aksi si bomber. Keberaniannya telah menyelamatkan banyak nyawa.
Advertisement
Juga seorang pria yang akan melangsungkan pernikahannya. Ia meninggal dunia setelah berusaha membantu para korban luka.
Tak hanya mereka, seperti dikutip dari BBC, Jumat (1/7/2016), berikut kisah dan latar belakang singkat beberapa korban yang meninggal akibat ledakan bom Turki.
1. Gulsen Bahadir
Gulsen, petugas lapang bandara berusia 21 tahun, tertembak di dalam gedung terminal.
Pada 21 Juni 2016, seminggu sebelum kejadian, di Facebook miliknya ia memosting, "Aku tak pernah terlibat dalam perang dalam hidupku, tidak pernah. Itu bukan berarti aku lemah, namun karena aku memilihnya. Aku memilih menolak. Karena aku tahu perang merupakan hal sia-sia,"
"Tak akan ada pemenang di dalam perang, pun pihak yang kalah. Aku menolak ketidakadilan negara. Aku hanya meminta kesejahteraan yang layak untuk orang-orang. Aku menolak kejahatan."
2. Umut Sakargolu
Umut merupakan petugas bea cukai yang menembak salah satu pelaku. Ketika sedang mengecek apakah bomber itu masih hidup atau tidak, ia tak dapat melarikan diri ketika pelaku meledakkan dirinya.
Salah satu Facebook page bernama 'Umut Sakaroglu Sang Pahlawan' dibuat untuk mengenang aksi heroiknya itu. Banyak orang berkata bahwa keputusan Umut yang menghentikan penyerang, menyelamatkan banyak nyawa.
3. Yusuf Haznedaroglu
Yusuf merupakan salah satu dari 9 petugas lapang yang meninggal dalam serangan. Ia baru saja selesai kerja saat penyerang memberondongkan senjata ketika ia berada di area parkir dan tertembak.
Ia rencananya akan melangsungkan pernikahan 10 hari kemudian -- sejak kejadian teror.
"Mereka mengatakan bahwa Yusuf menderita luka serius. Jika ia tetap berada di gedung terminal mungkin dia akan selamat," ujar ibu tunangan Yusuf.
4. Ertan An
Ertan merupakan penerjemah yang sedang menemani sebuah kelompok turis ketika serangan terjadi.
Ia bersekolah di Austria dan belajar Bahasa Jerman. Setelah menyelesaikan studinya, ia mulai bekerja sebagai penerjemah.
Dia merupakan ayah satu anak dan sang istri rencananya sedang menunggu kelahiran anak keduanya.
5. Ozgul Ide
Ozgul (21 tahun), mulai bekerja di Bandara Ataturk sebagai petugas lapang beberapa bulan yang lalu setelah lulus kuliah pada 2015.
Teman-temannya pun bersedih atas kepergiannya dan membanjiri Facebook Ozgul dengan ungkapan duka cita.
"Empat tahun; kita membagi banyak sekali kenangan dalam 4 tahun. Saudara kami Ozgul Ide meninggal kemarin dalam serangan brutal. Kami sangat bersedih," tulis salah satu teman sekolahnya.
6. Muhammed Eymen Demirici
Muhammed (25 tahun) mulai bekerja sebagai petugas lapangan di Bandara Ataturk sebulan yang lalu. Ia pun memposting fotonya ke Facebook dengan mengenakan seragam baru.
Keluarganya mengatakan, Muhammed memutuskan bekerja untuk membantu membiayai pendidikan kedua saudaranya. Setelah setahun menganggur, ia menulis pesan singkat kepada temannya pada Mei dan menulis "Aku mendapat kerja!"
Ia bercita-cita menjadi jurnalis.
Pak Guru yang Murah Senyum
7. Huseyin Tunc
Huseyin merupakan guru sekolah menengah di Istanbul. Ia datang ke bandara untuk menjemput seorang temannya.
"Ia tumbuh tanpa seorang ayah. Aku membesarkannya melawan segala kesulitan. Kami memungut remah-remah di jalanan. Tak ada seorang ibu yang seharusnya merasakan kepedihan ini," ujar ibunya ketika menuturkan kisah di pemakaman Huseyin.
8. Caglayan Col
Caglayan, 27 tahun, merupakan petugas bandara lainnya yang meninggal akibat serangan. Ia mendeskripsikan kecintaannya pada negaranya pada profil Twitter dengan menulis, "Bangsa ini selalu ada di hatiku."
9. Merve Yigit
Merve, 22 tahun, bekerja sebagai juru masak paruh waktu dalam tiga tahun terkahir di bandara. Ia melakukannya untuk membayar uang kuliahnya.
Perempuan itu sempat dilarikan ke rumah sakit setelah tertembak. Namun 24 jam kemudian nyawanya tak tertolong.
"Kali ini sakitnya sangat berbeda. Tak ada kata yang dapat mendeskripsikannya. Semoga kamu selalu berada dalam cahaya temanku yang baik. Semoga kamu mendapat tempat terbaik di surga," tulis salah satu temannya di Twitter.
10. Goksel Kurnaz
Goksel, 38 tahun, merupakan penjaga keamanan pribadi dan berada di bandara untuk menemui majikannya. Ia telah menikah dan memiliki dua orang anak.
11. Serkan Turk
Serkan, 24 tahun, merupakan guru pendidikan jasmani yang baru lulus tahun lalu. Ia datang ke bandara bersama dengan tetangganya untuk menjemput ibunya, Naciye Cinar.
"Aku mendengar tiga kali ledakan. Serkan menyadari bahwa sesuatu telah terjadi dan masuk ke dalam gedung terminal untuk mencariku. Bom tersebut meledak sesaat setelah ia masuk," tutur ibunya.
12. Mustafa Biyikli
Pria bersenjata yang berada di lokasi parkir menyebabkan 3 orang sopir taksi meninggal ketika ia mulai melepaskan tembakan, termasuk Mustafa.
Erol Eskisoy dan Ali Zulfikar Yorulmaz juga turut menjadi korban meninggal.
Advertisement
Impian yang Hancur
Korban Lainnya
Seorang warga Uzbekistan, Abrorjon Ustabayev (22 tahun), merupakan pedagang yang sering mengunjungi Turki. Seorang temannya berkata, "Ia mencintai Turki dan punya banyak mimpi. Terorisme menghancurkan mimpinya dan kecintaannya kepada Turki.
Pihak berwenang Palestina mengatakan, Sondos Shraim dan anaknya yang berumur 3 tahun bernama Rayan menjadi korban meninggal. Mereka berada di Istanbul pada bulan Ramadan untuk berlibur bersama dengan suaminya, yang menjadi korban luka.
Seorang dokter bernama Fathi Bayoudh dilaporkan telah berada di Turki selama beberapa minggu dalam upaya menyelamatkan putranya yang ditahan karena diduga bergabung dengan ISIS.
Marvan Melhim dan istrinya, Nisreen, yang bekerja di Saudi Arabia baru saja tiba bersama dengan putrinya yang berumur 3 tahun.
"Kami mendengar tembakan di kejauhan. Ledakan itu berhenti. Aku menemukan istri dan anakku berdarah," tutur Marvan. Nisreen meninggal tak lama setelah dibawa ke rumah sakit.
Warga Ukraina, Larisa Tsybakova (46), sedang berada di bandara bersama dengan suaminya, ujar pihak berwenang Ukraina. Ia meninggal karena kehabisan darah akibat luka di kakinya. Ia dilaporkan sedang berlibur bersama dengan suami dan anaknya.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.