Liputan6.com, Washington DC - Penemuan terbaru dari permukaan planet tetangga kita, Mars, kembali mengejutkan peneliti. Pasalnya temuan tersebut dinilai dapat memberi petunjuk atas sejarah Planet Merah itu.
Para peneliti telah menemukan tipe gundukan baru di Mars yang terlihat serupa dengan bentuk dasar laut Bumi.
Di Bumi, angin dan air yang menerpa pasir akan membentuk gundukan besar atau riak yang secara kolektif disebut bed form.
Advertisement
Namun penemuan gundukan terbaru di Mars merupakan hal yang berbeda, jika dilihat dari ukuran, bentuk, dan mekanisme terbentuknya. Demikian menurut penulis utama, Mathieu Lapotre, dari California Institute of Technology.
"Pertama, riak (akibat) angin terbentuk pada panjang gelombang menengah di antara gelombang kecil yang terbentuk dari tubrukan permukaan kasar dan gundukan besar," jelas Laporte.
Baca Juga
"Kedua, riak angin besar tak tampak seperti bed form lain yang telah kita teliti di gurun pasir Bumi -- mereka memiliki puncak berliku dan bentuk asimetris, dan pada kenyataannya lebih mirip riak yang membentuk sungai di dasar laut Bumi."
"Ketiga, kami berpikir bahwa pembentukan riak angin yang besar, dengan analogi riak yang muncul di bawah air Bumi, disebabkan akibat tarikan keras angin di atmosfer Mars yang berkepadatan rendah," tuturnyaĀ seperti dikutip dari DailyĀ Mail, Minggu (3/7/2016).
Dengan menggunakan data dari Mars Reconnaissance Orbiter dan Rover Curosity, para peneliti melihat bentuk dan jarak dari bed form di Mars dan menemukan bahwa riak tersebut lebih mirip dengan gelombang dari bawah air.
"Struktur tersebut membentuk riak yang disebabkan tarikan air, di mana di Bumi termasuk riak yang disebabkan arus. Namun di Mars justru terbentuk oleh angin karena kepadatan kinematik dari atmosfer berkepadatan rendah," ujar penulis penelitian tersebut.
Dengan membangun eksperimen berpuluh-puluh tahun di Bumi, para peneliti membangun cara untuk memprediksi jarak antar puncak riak bawah air. Hal tersebut secara akurat dapat memprediksi jarak antara riak di Planet MerahĀ yang disebabkan angin.
Para peneliti menyebut gundukan tersebut 'wind-drag ripples' atau 'riak akibat seretan angin' karena mereka terbentuk oleh kondisi atmosfer yang tak sama seperti Bumi.
GundukanĀ itu diawetkan di batu seiring berjalannya waktu.
Hal tersebut membuktikan bahwa riak dapat mengungkap wawasan ke dalam evolusi atmosfer Mars, dari udara yang lebih ramah menjadi iklim kering dan keras seperti saat ini.
"Riak seretan angin pada sedimen batuan kuno Mars, dapat membuktikan seberapa tebal atmosfer pada saat batu itu mengendap," ujar Laporte.
"Hal ini sangat menarik karena menunjukkan kepada kita bahwa dahulu Mars diduga memiliki atmosfer tebal. Penemuan itu juga mendukung hipotesa bahwa atmosfer Mars yang lebih tebal kemungkinan telah menghilang pada awal terbentuknya planet tersebut," tambahnya.
Ā
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.