Liputan6.com, Tokyo - Setelah cukup lama menghilang dari publik, Kaisar Jepang Akihito dikabarkan akan muncul dalam siaran televisi kedua dalam beberapa bulan terakhir. Bulan lalu, media Negeri Sakura itu melaporkan bahwa sang kaisar ingin mundur dalam beberapa tahun mendatang.
Jika benar Kaisar Aikihito akan mundur, maka hal itu belum pernah terjadi sebelumnya di era Jepang modern. Itu akan menjadi pertama kalinya seorang kaisar Jepang turun takhta sejak 1817.
Dilansir dari BBC, Senin (8/8/2016), sebuah rekaman pesan dari kaisar 82 tahun itu akan diumumkan pukul 15.00 waktu setempat (06.00 GMT).
Advertisement
NHK melaporkan kaisar yang telah menjalani operasi jantung dan dirawat atas penyakit kanker prostat itu akan meminta Putra Mahkota Naruhito dan istrinya untuk mengambil alih banyak tugas publik.
Putra mahkota berusia 56 tahun itu ada di baris pertama untuk takhta Chrysanthemum, diikuti oleh adiknya Pangeran Akishino. Perempuan tidak diizinkan untuk mewarisi tahta, sehingga Putri Aiko, putri Putra Mahkota Naruhito, tidak dapat menggantikan sang ayah.
Pihak Istana sebelumnya pada Jumat, 5 Juli lalu sudah mengeluarkan pernyataan bahwa ia akan berbicara tentang "perasaan mengenai tugasnya sebagai simbol bangsa".
Tidak ada ketentuan hukum untuk turun tahta dalam hukum Jepang, yang berarti perubahan hukum akan diperlukan.
Di bawah konstitusi Jepang, kaisar tidak diizinkan untuk memiliki kekuatan politik. Saat itu dia diharapkan tak menggunakan kata "melepaskan", karena ia dilarang dari keterlibatan politik.
Jika demikian, maka terkesan ia mempengaruhi dunia politik.
PM Shinzo Abe diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan setelah pidato kaisar.
Bulan lalu, media Jepang melaporkan bahwa Kaisar Akihito mengatakan pembantu dekat dan keluarga, bahwa usia dan kesehatannya sedang membuat sulit baginya untuk melakukan tugasnya.
Sebuah survei nasional oleh Kyodo News Agency menunjukkan bahwa 90 persen responden mengatakan Kaisar Akihito diberikan terlalu banyak pekerjaan, dengan lebih dari 85 persen mengatakan pelepasan yang sah harus dilakukan.
Secara historis, kaisar Jepang dipandang sebagai yang tertinggi di negara. Tapi setelah Perang Dunia II, ayah Kaisar Akihito Hirohito adalah yang pertama untuk melepaskan status seperti dewa-untuk menjadi "simbol negara dan pemersatu rakyat".
Ini adalah kedua kalinya Kaisar Akihito telah menyampaikan pesan video kepada orang-orang Jepang. Yang pertama adalah setelah gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011.