Liputan6.com, London - Sekitar 750 juta pasang mata di seluruh dunia menyaksikan salah satu peristiwa paling spektakuler pada Abad ke-20, yakni pernikahan agung Putri Diana dan Pangeran Charles.
Walaupun putri dan pangeran itu digadang-gadang menjadi pasangan serasi, namun beberapa tahun berselang keretakan hubungan mereka berembus ke publik. Teman lama Charles, Camilla Parker Bowles, disebut sebagai penyebab runtuhnya biduk rumah tangga mereka.
Advertisement
Baca Juga
Pernikahan Diana dan Charles yang telah dibina selama 15 tahun dan dikaruniai dua orang anak, harus berakhir pada 28 Agustus 1996.
Advertisement
Kisah tragis Diana tak berhenti sampai di sana. Ia meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris, Prancis, 31 Agustus 1997, bersama dengan kekasihnya, Dodi Al Fayed.
Berselang delapan tahun setelah kematian Diana, tepatnya pada 9 April 2005, Charles dan Camilla melangsungkan pernikahannya di Windsor Guildhall.
Intrik dan lika-liku kisah cinta keluarga kerajaan itu dituang dalam sebuah buku berjudul Game of Crowns. Penulisnya, Christoper Andersen, menyebut kehadiran Camilla sebagai kisah 'Drama Kerajaan' paling menarik untuk dibahas.
Seperti dikutip dari New York Post, Jumat (12/8/2016), yang diambil dari buku Game of Crowns, berikut lika-liku perjalanan Camilla, dari awal pertemuannya dengan Charles hingga saat ini menjadi keluarga kerjaan.
Awal Pertemuan Charles dan Camilla
Selalu ada satu orang di mana Charles, sang Pangeran Wales, dapat berbagi pikirannya yang terdalam: ia mengagumi pamannya, Lord Louis Mountbatten.
Menyadari bahwa keponakannya akan menjadi raja, Mounbatten mengundang Charles untuk menghabiskan waktu di Broadlands, sebuah perkebunan mengesankan di Inggris selatan.
"Untuk kasus sepertimu, seorang pria harus menabur gandum liar dan memiliki banyak pasangan sebelum akhirnya menetapkan satu pilihan," ujar Mountbatten kepada Charles.
"Untuk seorang istri, kamu harus memilih gadis yang cocok, menarik, berkarakter manis sebelum ia akhirnya jatuh kepada pria lain," imbuhnya.
Pada sebuah makan malam, seorang anak Duta Besar Chile untuk Inggris bernama Lucia Santa Cruz, berjalan ke arah Charles dan berbisik di telinganya, "Aku telah menemukan gadis sempurna untukmu!"
Menurut sejumlah kabar, Charles kehilangan keperjakaannya bersama Santa Cruz. Namun, hubungan itu tak bertahan lama. Beberapa waktu kemudian, perempuan itu muncul kembali dengan seorang wanita lain di sisinya.
"Yang Mulia, saya ingin memperkenalkan Nona Camilla Shand," tutur Santa Cruz.
Camilla yang saat itu berumur 24 tahun, 16 bulan lebih tua dari Charles, membungkuk memberi hormat kepada Charles. Wanita itu pun melanjutkan, "Nenek buyutku dan kakek buyut Anda merupakan pasangan kekasih. Bagaimana menurut Anda?"
Terobsesi Jadi Ratu
Sosok Camilla si Perempuan Tomboi
Seorang istri simpanan terkenal dari Raja Edward VII adalah buyut Camilla. Alice Keppel, nama perempuan itu, telah menjadi panutannya sejak kecil.
Camilla yang saat itu berumur 10 tahun, meminta teman-teman sekolahnya untuk membungkukkan badan kepada Keppel.
"Buyutku merupakan kekasih raja. Hampir pasti kami adalah keluarga kerajaan," ujar Camilla.
Teman semasa Camilla bersekolah sekaligus seorang aktris, Lynn Redgrave, mengenang sosok Camilla sewaktu muda.
"Memiliki suami kaya adalah tujuan terbesarnya. Camilla...ingin bersenang-senang, namun ia mendambakan pernikahan yang baik, karena dipikirannya itu merupakan hal paling menyenangkan di atas segalanya," kenang Redgrave.
Sosok Camilla yang tomboi dan humoris membuatnya menjadi perempuan favorit, terutama bagi laki-laki. Namun ia tak dianggap sebagai sebagai ancaman bagi teman-teman perempuannya karena tampak tak peduli dengan penampilan.
"Jika ia sangat cantik, itu cerita lain," ujar Redgrave.
Walaupun tak unggul dari segi penampilan, ia tetap menjadi incaran lelaki dibanding dengan perempuan lain di sekolahnya. Teman lainnya, Carolyn Benson, mengungkap rahasia perempuan alumni Queen Gate itu.
"Ia dapat berbicara tentang hal-hal yang disukai laki-laki. Ia tak feminin, ia tomboi," ujar Benson.
Camilla melanjutkan sekolah ke Jenewa serta Paris sebelum kembali ke London dan bekerja sebagai resepsionis di sebuah perusahaan dekorasi dalam waktu singkat. Dalam kurun waktu tersebut, ia tinggal bersama dengan dua wanita bangsawan muda lainnya.
Teman-teman Camilla itu pun berhasil memenuhi impiannya, menikahi laki-laki kaya. Ketika ditanya mengapa ia tak seberuntung rekannya, Camilla menjawab, "Aku menunggu seorang raja."
Advertisement
 Charles Berkhianat
Perselingkuhan Charles dan Camilla
Meski Camilla pada akhirnya menikahi Andrew Parker Bowles yang merupakan seorang tentara, dan Charles memilih Diana, namun keduanya tak berhenti berhubungan.
Asisten Charles, Ken Stronach, diperintah untuk memperlakukan Camilla sebagai simpanan di rumah dinas sang pangeran, Highgrove.
Walaupun sebuah ruang tidur tamu telah diperuntukkan untuknya, namun pada malam hari Chalres mematikan sistem alarm sehingga Camila dapat menyelinap ke kamarnya. Stornach pun diperintahkan untuk mengacaukan kamar tidur Camila sehingga para pelayan berpikir bahwa ia telah tidur di sana.
Stronach juga mendapat perintah untuk memeriksa semua barang pecah belah untuk memastikan tak ada jejak lipstik dan mengosongkan semua asbak yang digunakan Camilla.
Charles pun selalu menaruh foto Camilla di samping tempat tidurnya. Namun, ketika Diana datang ke Highgrove, Stronach harus menyingkirkannya.
Charles juga menugaskan suami Camilla, Parker Bowles, untuk bertugas jauh dari rumah sehingga Camilla dapat tinggal bersamanya.
Pada satu waktu, petugas Perlindungan Kerajaan memperingatkan Camilla bahwa Charles sedang dalam perjalanan. Semua lampu di dalam rumah pun dimatikan sehingga Charles dapat masuk ke dalam rumah tanpa terlihat--upaya ini biasa disebut 'The Blackout'.
Sejak Charles sering tidur di kamar Camila dan meninggalkannya sebelum matahari terbit, orang-orang menjulukinya 'The Prince of Darkness'.
Diana yang telah mengetahui hal tersebut, pada akhirnya berhadapan dengan wanita yang ia sebut dengan 'The Rottweiler'--salah satu jenis anjing.
"Camilla, aku tahu apa yang terjadi antara dirimu dan Charles. Aku bukan anak kemarin sore,"
Camilla pun membela diri dengan berkata, "Kamu memiliki semua yang kau inginkan. Kamu membuat seluruh pria di dunia mencintaimu dan memiliki dua anak yang manis. Apa lagi yang kau inginkan?"
"Aku ingin suamiku," tegas Diana.
Meski telah berupaya mempertahankan rumah tangganya, pada akhirnya Charles dan Diana memutuskan bercerai pada 1996. Satu tahun sebelumnya, Camilla telah berpisah dari suaminya Andrew Parker Bowles.
Pada akhir Mei 1997, Camilla mendekati wakil sekretaris pribadi dan ketua penasihat media Charles, Mark Bolland, dan meminta bantuannya. Secara khusus, ia memberitahu Bolland bahwa ingin bertukar pikiran dengan ahli media Tony Blair, Peter Mandelson, untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat.
Selama melakukan makan siang di Highgrove, Charles, Camilla, Bolland, dan Mandelson menyepakati rencana rahasia untuk membuat Camilla diterima sebagai pengganti Diana.
Plot tersebut disebut dengan 'Operation PB'--singkatan dari Operation Parker Bowles.
"Camilla mulai berencana untuk menjadi ratu selanjutnya," tutur Lady Elsa Bowker, wanita kepercayaan Diana.
"Awalnya ia hanya ingin menjadi wanita simpanan raja, namun sekarang dia ingin lebih," imbuhnya.
Kematian Diana dalam kecelakaan mobil pada Agustus 1997 makin mempermudah jalan Camilla. Namun mereka menunggu waktu hingga Januari 1999 di mana Charles untuk kali pertama merangkul Camilla di hadapan 150 wartawan.
Ketika mereka tampil di depan umum untuk yang ketiga kali, Camilla menggunakan kalung senilai US$ 200.000 atau Rp 2 miliar yang merupakan perhiasan favorit Diana.
"Sangat memilukan, melihat orang itu memakai barang milik Diana," ujar salah satu teman Diana, Vivienne Parry.
Camilla Ratu Inggris Masa Depan?
Camilla Menjadi Keluarga Kerajaan Inggris
Mendapat tekanan dari Camilla, Charles akhirnya mengatakan kepada ibunya, Ratu Elizabeth II, bahwa ia ingin mengumumkan pertunangannya dengan Camilla.
"Apa pun yang Parker Bowles (Camilla) inginkan, maka ia akan mendapatkannya," ujar penulis Richard Kay.
Ratu pun dengan enggan memberikan persetujuannya dengan syarat Charles memenuhi janjinya dengan tak membuat Camilla menjadi ratu setelah ia mewarisi mahkota kerajaan.
Charles pun menegaskan bahwa Camilla tak tertarik menjadi Princess of Charles atau menjadi ratu. Mereka resmi menikah pada 9 April 2005 di Windsor Guildhall.
Camilla pun menggenjot usahanya untuk diterima sebagai pendamping hidup pewaris takhta kerajaan kepada publik. Ia tampak dalam serangkaian kegiatan amal yang tak terhitung jumlahnya.
Walaupun Camilla sudah menjadi bagian dari keluarga kerajaan, namun tak semua pihak dapat menerimanya begitu saja. Dalam satu kesempatan, Ratu Elizabeth pernah menyebut Camilla sebagai "Wanita Jahat".
Pada usianya yang ke-90, Ratu Elizabeth mungkin hanya akan mampu memimpin Inggris hingga beberapa tahun ke depan. Ketika tiba saatnya Charles menjabat sebagai raja, apakah Camilla memiliki keinginan menjadi ratu?
Ketika ditanya oleh seorang siswa sekolah dasar dengan pertanyaan yang sama, Camilla tersenyum dan menjawab, "Kita tak pernah tahu."
Advertisement