Liputan6.com, Washington, DC - Dua kandidat calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump asal Partai Republik dan Hillary Clinton yang diusung Demokrat, terus "berkejar-kejaran" dalam survei. Data terbaru menunjukkan bahwa Trump unggul dua poin atas Hillary.
Seperti dikutip CNN, Rabu (7/9/2016) jajak pendapat yang dilakukan CNN dan ORC menunjukkan bahwa Trump meraih 45 persen suara dan Hillary hanya mampu mendapat 43 persen suara.
Baca Juga
Sementara itu, calon lainnya dari partai kecil Libertarian, Gary Johnson, meraup tujuh persen suara dan Jill Stein dari Partai Hijau berada di posisi buncit dengan perolehan 2 persen suara.
Advertisement
Dalam dua bulan terakhir, Trump dan Hillary saling bertukar posisi puncak. Namun, mantan ibu negara AS itu lebih sering mengungguli Trump.
Sebut saja misalnya, tak lama setelah Konvensi Nasional Partai Demokrat di mana Hillary memimpin delapan poin atas Trump. Data tersebut juga diperoleh berdasarkan survei CNN dan ORC.
Kala itu sejumlah petinggi Republik bahkan menyatakan dukungannya terhadap Hillary dan mengkritik strategi kampanye Trump.
Hal ini membuat Trump gusar bukan kepalang. Ia akhirnya memutuskan untuk merombak tim kampanyenya.
Meski survei terbaru menunjukkan Trump unggul dua poin, para pendukung Hillary masih menyimpan harapan bahwa capres yang mereka usung mampu memenangkan "pertempuran" 8 November mendatang.
Sekitar 59 persen berpendapat Hillary akan mendapat 270 dukungan dari electoral votes. Sementara 34 persen memandang Trump memiliki kesempatan untuk menang.
Terkait survei ini, Hillary menolak berkomentar.
"Saya benar-benar tidak memperhatikan hasil survei. Baik ketika posisi saya bagus atau pun sebaliknya," ujar Hillary dalam pesawat yang membawanya berkampanye dari satu wilayah ke wilayah lain.
Taipan properti itu dikabarkan unggul sementara atas Hillary terkait dengan dua dari empat isu yang memanas dalam kampanye. Pertama, soal ekonomi di mana Trump mendapat kepercayaan publik 56 persen dan Hillary 41 persen.
Isu lain yang juga "menguatkan" posisi Trump adalah soal terorisme. Terdapat 51 persen pemilik suara yang meyakini ia dapat menangani isu tersebut dibanding Hillary yang hanya meraup suara 45 persen.
Sementara Hillary dipercaya sebanyak 56 persen oleh pemilih untuk urusan kebijakan luar negeri ketika Trump hanya mampu mendapat 40 persen.
Soal pendekatan publik Hillary juga lebih baik dibanding suami Melania itu di mana ia meraup 58 persen suara dibanding sang miliarder dengan 36 persen suara.
Menariknya, meski kerap melontarkan pernyataan kontroversial dan tersandung sejumlah skandal, 50 persen pemilih menilai ia lebih jujur dan dapat dipercaya dibanding Clinton yang hanya mendapat 35 persen suara.Â
Namun survei tersebut menunjukkan sekitar 56 persen pemilih meyakini temperamen Hillary jauh lebih baik dibanding Trump. Dan 50 persen juga menegaskan istri dari Bill Clinton itu lebih layak menjadi panglima tertinggi AS.