Liputan6.com, Gold Coast - Penelitian yang belum lama ini dilakukan mengungkap hal yang mencengangkan, di mana psikopat lazim berada di jajaran eksekutif sektor bisnis.
Menurut studi tersebut, satu dari lima kalangan atas perusahaan memiliki sifat psikopat. Hal tersebut serupa dengan rasio orang psikopat yang ada di penjara.
Baca Juga
Sebagai perbandingan, dalam masyarakat umum prevalensi orang dengan kecenderungan psikopat adalah 1 di antara 100.
Advertisement
Psikolog forensik, Nathan Brooks serta rekan peneliti Katarina Fritzon dari Bond University dan Simon Croom dari Univeristy of San Fransisco, melihat ciri-ciri psikopat pada orang yang bekerja di sektor bisnis.
Penelitian itu menemukan bahwa 21 persen dari 261 profesional perusahaan di industri manajemen rantai pasokan, secara klinis memiliki ciri-ciri psikopat. Tingkat tersebut sebanding dengan proporsi yang ditemukan di penjara.
Brooks mengatakan, para perekrut seharusnya memprioritaskan kepribadian calon karyawan mereka dibanding dengan keterampilan dan kualifikasinya.
"Terlalu sering perusahaan melihat keterampilan terlebih dahulu baru mempertimbangkan kepribadian," ujar Brooks seperti dikutip dari The Sydney Morning Heralds, Selasa (13/9/2016).
"Perlu untuk mengetahui karakter kandidat dan kemudian, jika mereka lulus uji karakter, baru dipertimbangkan apakah mereka memiliki keterampilan yang tepat," tambah dia.
Krisis ekonomi global pada 2008, telah mendorong peneliti untuk melakukan studi yang berfokus dengan apa yang disebut 'psikopat sukses'.
'Psikopat sukses' adalah orang-orang ambisius dengan ciri-ciri psikopat, seperti ketidaktulusan, kurangnya empati atau belas kasihan, egosentris, luwes, dan dangkal.
Brooks menyebut, penelitian itu memiliki implikasi besar pada sektor bisnis karena 'psikopat sukses' juga mungkin terlibat dalam praktik bisnis tidak etis dan ilegal, serta berdampak negatif terhadap karyawan lain.
"Biasanya psikopat menciptakan banyak kekacauan dan umumnya cenderung menimbulkan argumen di antara dua orang agar merasa lebih berkuasa untuk mengatur situasi tersebut," jelas Brooks.
Para peneliti telah mengembangkan alat untuk membantu mengenali tanda-tanda gangguan kepribadian psikopat selama melakukan perekrutan bisnis.
"Kami berharap dapat mengimplementasi alat pengenal ini di dalam bisnis sehingga terdapat penilaian yang mudah-mudahan dapat mengidentifikasi masalah ini -- untuk menghentikan orang-orang psikopat menyelinap ke dalam posisi yang akan merugikan," imbuh Brooks.
Jika seorang psikopat susah untuk dikenali, bagaimana cara mengidentifikasinya?
Ciri-Ciri Psikopat
Orang-orang psikopat memang sulit untuk diidentifikasi. Menurut Scott Lilienfeld dari Emory University, dari luar mereka tampak seperti orang normal pada umumnya.
"Kebanyakan dari mereka tidak kasar, namun sering terlibat dalam masalah dan melanggar hukum. Mereka biasanya berada di pekerjaan tertentu, seperti politik, bisnis, dan olahraga berisiko tinggi," ujar Lilienfeld seperti dilansir News.com.au.
Menurutnya, tak mengherankan jika pada awalnya kita akan lebih cepat akrab dengan seorang psikopat karena mereka terlihat menyenangkan dan gampang disukai.
Hal tersebut menjelaskan mengapa mereka mendapatkan promosi dan menduduki posisi atas dengan cepat.
"Menjadi seorang psikopat mungkin mempengaruhi seseorang untuk mencapai keberhasilan jangka pendek. Mereka dikenal sebagai orang menarik dan flamboyan, yang membuatnya lebih mudah menjadi sukses dalam jangka pendek..." jelasnya.
Walaupun sulit untuk diidentfikasi, namun menurut Lilienfeld terdapat sifat yang bisa dilihat dari seorang psikopat. Secara interpersonal mereka umumnya merupakan orang menarik dan percaya diri.
Namun dilihat dari sikapnya, mereka merupakan orang yang kurang memiliki rasa bersalah atau empati. Psikopat juga dikenal punya rasa mengendalikan diri yang buruk, gemar berbohong, dan bersikap curang.
Ia menambahkan, selama satu tahun sifat asli dari seorang psikopat akan terbuka dengan sendirinya. Mereka merupakan orang yang suka menindas bawahannya, berselingkuh, dan berbohong.
Advertisement