Liputan6.com, New York - Organ tubuh manakah pada manusia yang paling sering menjadi penelitian? Atau menjadi bagian dari karya-karya seni dan corat-coret di kamar mandi di manapun?
Jika mempertimbangkan dua pertanyaan di atas, penis merupakan organ tubuh manusia yang 'ada' di segala tempat.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Tapi, walaupun 'bertebaran' di mana-mana, ternyata masih ada sejumlah hal yang kurang diketahui tentangnya.
Dikutip dari Live Science pada Jumat (7/10/2016), bahkan ada dugaan bahwa di masa lalu penis memiliki duri-duri. Kemudian, ukuran penis juga menjadi bahan pembicaraan tak berujung.
Berikut ini adalah 8 hal tak terduga tentang organ kelamin pria:
1. Panjang Rata-rata
Panjang rata-rata penis yang sedang tegak (ereksi) adalah 14 cm, demikian menurut survei terhadap 1.661 pria. Kisaran panjang penis antara 4 hingga 26 cm.
Temuan itu dipaparkan dalam Journal of Sexual Medicine pada 2013.
Bukan hanya itu, penelitian juga mengungkapkan bahwa orang yang mengukur panjang penis setelah seks oral ataupu seks sebenarnya menyebutkan angka yang lebih panjang daripada mereka yang sekedar mengkhayalkan seks.
Temuan lain adalah bahwa merokok dapat memperpendek rata-rata panjang penis hingga 1 cm, terutama karena merokok mengurangi aliran darah ke penis.
Ukuran Itu...Penting
2. Tentang Ukuran
Bicara tentang penis, ternyata ukuran memang penting bagi sejumlah wanita.
Laporan penelitian 2012 yang tertuang dalam Journal of Sexual Medicine menyebutkan bahwa kaum wanita lebih berkemungkinan mengalami orgasme vagina ketika melakukan seks dengan pria berpenis panjang.
Belum jelas mengapa demikian, namun ada dugaan penis yang lebih panjang dapat lebih baik dalam merangsang vagina dan serviks, demikian menurut Stuart Brody, seorang ahli psikologi dari University of the West of Scotland, kepada Live Science. Ia adalah salah satu penulis laporan penelitian.
Pada 2013, menurut penelitian terinci dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, para peneliti menyebutkan bahwa kaum wanita memandang ukuran ideal penis bergantung kepada tinggi pasangan.
3. Kelainan Penis
Dalam keadaan sangat jarang, seorang pria dapat memiliki 2 penis sejak lahir. Kondisi yang dikenal sebagai diphallus ini ada pada 5 hingga 6 juta pria.
Tapi, dua penis itu biasanya tidak berfungsi sepenuhnya. Kondisi ini juga hadir bersamaan dengan anomali lain di daerah kelamin, sehingga memerlukan pembedahan perbaikan.
Ada lagi kondisi yang dikenal sebagai priaprism, yaitu ketika seorang pria mengalami ereksi tiada henti selama beberapa jam. Hal ini biasanya disebabkan oleh kegagalan aliran darah balik ke seluruh tubuh, walaupun dapat juga dialami oleh pria penderita anemia sel-ikal maupun leukemia.
Situasi ini dipandang sebagai kedaruratan medis yang memerlukan suntikan pseudoepifren untuk menciutkan otot-otot halus dalam penis.
Advertisement
Berduri
4. Kisah Masa Lalu
Dari sisi pandang evolusi, masa lalu penis cukup mengerikan. Pada suatu masa, penis pria memiliki duri-duri. Tapi, seperti laporan dalam jurnal Nature pada 2010, leluhur manusia kehilangan fitur-fitur tajam itu sebelum Neanderthal dan manusia modern berpisah pada 700 ribu tahun lalu.
Para peneliti belum paham sepenuhnya tentang keperluan duri-duri tadi, tapi ada dugaan kegunaannya ketika melakukan seks secara cepat.
Duri demikian juga lebih lazim pada spesies yang hewan yang kawin sembarangan, misalnya pada kucing. Masih ada sejenis kucing, tomcat, yang duri-duri penisnya sangat jelas.
Salah satu yang pernah menjadi bagian penis adalah tulang penis, dikenal sebagai baculum. Sejumlah kera masih memiliki tulang penis untuk keperluan ereksi, tapi manusia telah kehilangan tulang penisnya pada suatu masa dulu sehingga mengandalkan tekanan darah untuk ketegangan penisnya.
Pada beberapa hewan lain, tulang penis terletak di dalam tubuh dan baru didorong ke luar untuk ereksi segera dan pasti.
Tidak jelas mengapa manusia pria kehilangan tulang tersebut, tapi ahli biologi Richard Dawkins menjelaskan dugaan dalam bukunya yang berjudul "The Selfish Gene".
Dalam buku disebutkan bahwa penis tanpa tulang dipilih oleh kaum wanita untuk mengukur kesehatan pasangan. Artinya, pria yang tidak bisa ereksi mungkin memiliki aliran darah yang buruk.
5. Kegiatan Malam Hari
Penis manusia bergeliat di malam hari, tidak peduli apakah pria itu melakukan atau tidak melakukan seks pada siang harinya.
Kebanyakan kaum pria mengalami 3 hingga 5 kali ereksi pada malam hari, pada tahapan tidur rapid eye movement (REM), tanpa peduli tentang mimpi yang sedang dialami saat itu.
Kegiatan malam tersebut diduga untuk menjaga agar organ itu menjaga bentuknya. Penis yang tidak mengalami ereksi reguler memiliki risiko kehilangan kelenturan dan malah menyusut.
Karena hal ini merupakan proses fisiologis mendasar, banyak dokter mempertanyakan seandainya ereksi-ereksi malam hari menentukan penyebab disfungsi ereksi.
Rentan Infeksi
6. Fakta Kulit Kepala Penis
Saat kelahiran bayi lelaki, jejaring kulit kulup menyatu dengan kelenjar-kelenjar pada penis. Di dalam rahim, kulup terbentuk dari jejaring yang sama yang menjadi tudung klitoris pada wanita.
Permukaan dalam kulup terbuat dari selaput (membran) lendir yang serupa seperti yang ada dalam kelopak mata atau mulut. Dengan demikian, bagian dalam kulup menjaga kelembaban.
Lingkungan yang unik itu dapat diduga menjadi penyebab peningkatan penyebaran penyakit menular seksual terkait para pria tak bersunat menurut beberapa penelitian.
Kulup juga memiliki banyak sel Langerhans, yaitu sel-sel imun yang disusupi oleh HIV. Ini mungkin bisa menjelaskan megnapa kaum pria bersunat Afrika memiliki tingkat infeksi HIV lebih rendah terkait dengan sanggama heteroseksual.
Badan American Academy of Pediatrics tidak menyarankan atau melarang sunat, karena sunat memberikan risiko maupun manfaat yang sama-sama sedikit.
Tapi ada beberapa pihak yang tidak sepakat dan menyodorkan temuan beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa kaum pria bersunat mengalami lebih sedikit kenikmatan seksual.
Namun demikian, ada banyak dokter yang skeptis tentang penelitian ini, karena metodologinya bermasalah atau bias.
7. Membesar atau Menyebar
Hanya dengan melihat ukuran ketika sedang dalam posisi biasa, tidak ada cara untuk menduga ukuran penis manusia ketika sedang ereksi. Demikian, menurut artikel dalam Journal of Urology pada 1996.
Namun demikian, penelitian yang dilaporkan dalam International Journal of Impotence Research pada tahun 2000, menengarai bahwa ukuran penis ketika ditarik meregang dapat menjadi penduga ukurannya ketika ereksi.
8. Malu Karena Penis
Kecemasan karena penis adalah hal yang nyata dan lazim. Suatu penelitian terbitan September 2013 dalam Journal of Sexual Medicine mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen kaum pria Inggris yang ditanyai sangat tidak puas dengan ukuran penis mereka.
Tapi, penelitian ini tidak menemukan kaitan antara kecemasan ukuran dengan ukuran penis sebenarnya.
Sejumlah pria sangat cemas dengan ukuran penis mereka sehingga khawatir kalau-kalau orang lain dapat melihat ukuran ataupun bentuk penis mereka yang membayang ke celana.
Advertisement