Komisaris Badan HAM PBB: Trump Berbahaya bagi Dunia Internasional

Hussein menilai pemikiran Trump sangat meresahkan dan mengganggu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Okt 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2016, 08:00 WIB
20160927 Begini Gaya Debat Capres Hillary Clinton dan Donald Trump
Ekspresi Capres dari Partai Republik Donald Trump saat mendengarkan debat Capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton pada debat pertama pemilu Amerika Serikat di Hofstra University, Hempstead, New York, Senin (26/09). (AP Photo/David Goldman)

Liputan6.com, Washington, DC - Gagasan-gagasan yang dimiliki Donald Trump sangat meresahkan dan mengganggu. Hal itu menjadikan sosoknya dianggap berbahaya bagi dunia internasional.

Pernyataan itu disampaikan oleh Komisaris Badan HAM PBB, Zeid Raad al-Hussein. Diplomat senior itu merujuk pada komentar Trump yang selalu ingin menggunakan penyiksaan, serta sikapnya kepada warga minoritas.

"Menurut saya, jika Donald Trump terpilih atas dasar pernyataan-pernyataannya -- kecuali terjadi perubahan -- tanpa diragukan dia akan menjadi bahaya dilihat dari sudut pandang internasional manapun," tegas Hussein seperti dikutip dari BBC, Rabu (12/10/2016).

Dijelaskan Hussein bahwa ia tak tertarik untuk ikut campur dalam kampanye politik negara tertentu.

"Namun ketika sebuah hasil kampanye dapat meningkatkan penggunaan kekerasan atau perlakuan khusus pada kelompok minoritas yang rentan dengan perampasan HAM, saya pikir saatnya bicara," ujar diplomat senior PBB itu.

Ini bukan pertama kalinya Hussein mengomentari kebijakan Trump. Pada Juni lalu, ia sempat menegaskan bahwa fanatisme bukan bukti dari kepemimpinan yang kuat.

Sementara pada September, ia meluncurkan kritik pedas terhadap politisi populer Barat. Hussein mencap mereka 'penghasut dan berfantasi politik'.

Selama kampanye, Trump berulang kali mengatakan bahwa 'cara-cara kekerasan efektif'. Miliarder itu juga berjanji akan menghidupkan kembali teknik interogasi tahanan yang lebih buruk dari waterboarding.

Sebelumnya, teknik penyiksaan tahanan termasuk diantaranya waterboarding digunakan pasukan AS kepada para tersangka teroris. Namun praktik tersebut dihentikan pada era Presiden Barack Obama.

Dalam berbagai kesempatan, capres AS asal Partai Republik itu senang mengeluarkan komentar-komentar kasar dan penuh kebencian. Ia sempat mengatakan akan membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko demi mencegah masuknya imigran negara itu yang dilabelinya sebagai 'pemerkosa' dan 'pembunuh'.

Di lain waktu, pemilik kerajaan bisnis The Trump Organization itu menyerang PBB.

"PBB tidak bersahabat dengan demokrasi. Bahkan bukan teman dari AS," ungkapnya pada Maret lalu.

Suami dari Melania Trump itu juga sempat mengkritik dana yang digelontorkan AS bagi organisasi dunia ini. "Di mana keberadaan PBB? Apakah Anda pernah melihat mereka bekerja? Ini seperti permainan politik, maksudku uang yang kita habiskan untuk PBB," tegas rival Hillary Clinton itu.

Kini, capres AS itu tengah banyak mendapat sorotan terkait skandal video di mana dalam rekaman tersebut ia mengeluarkan kata-kata vulgar terhadap perempuan.

Tak lama setelah video itu menyebar luas, sejumlah politisi Partai Republik pun menyatakan menarik dukungannya dari taipan properti itu. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya