Liputan6.com, New York - ISIS kembali menyebar ancaman. Kali ini sasarannya adalah New York. Kelompok radikal itu diduga kuat mendorong pendukungnya di Barat untuk melakukan serangan saat parade Thanksgiving yang diselanggarakan pusat perbelanjaan terkenal di Amerika Serikat, Macy's.
Dari sebuah majalah berbahasa Inggris yang terafiliasi dengan ISIS, serangan ini disebut-sebut sebagai sebuah target yang luar biasa. Hal itu karena ISIS menginstruksikan para pendukungnya menyewa sebuah truk yang akan ditabrakkan ke kerumunan orang di pawai tersebut. Rencana serangan ini serupa dengan apa yang terjadi di Nice, Prancis, pada Juli lalu.
Merespons rencana serangan tersebut, Kepolisian New York segera turun tangan. Mereka menyatakan di seluruh jalanan tempat parade berlangsung sudah mereka tempatkan karung berisi pasir.
Advertisement
Baca Juga
Barang tersebut ditaruh demi mencegah truk menabrak para peserta parade. Selain itu, barisan pengamanan juga mereka perketat.
Parade Thanksgiving Macy's telah menjadi acara tahunan yang diikuti oleh jutaan orang di New York. Pada 2016 ini, perayaan Hari Raya Syukur khas Amerika Serikat dan Kanada itu jatuh pada 24 November. Diperkirakan 3,5 juta orang akan ikut serta.
Meski memperketat keamanan, Kepolisian New York mengatakan masyarakat tak perlu takut ikut dalam parade itu. Pasalnya, sumber terkait rencana serangan itu tidak begitu kredibel.
"Ini bukan sesuatu yang tiba-tiba akan menimpa kita di akhir pekan ini. Jadi garisbawahi ini, datang ke parade Thanksgiving, nikmati waktu yang baik ini dan bawa keluarga Anda," ucap Deputi Komisioner Bidang Intelijen dan Kontraterosime Kepolisian New York, John Miller, seperti dikutip dari NBC News, Rabu (16/11/2016).
Terkait adanya ancaman serangan, seorang ahli terorisme Malclon Nence menyebut, semenjak Donald Trump terpilih jadi Presiden AS, kelompok teror seperti ISIS berpotensi meningkatkan serangannya.
Alasannya sederhana. Trump dinilai lebih gampang terprovokasi jika dibandingkan dengan pendahulunya, Presiden Barack Obama.
"ISIS melihat kemenangan Trump sebagai sebuah kemenangan besar bagi mereka," ucap Nence.
"Pada awal tahun ini, kelompok ini sudah memainkan propaganda soal sikap Trump atas warga Muslim, tapi sekarang beberapa hari terakhir propaganda titik poin (kemenangan Trump) telah mereka jadikan titik baru perlawanan terhadap barat," ujar dia.