Jelang Demo Besar, PM Malaysia Bersikeras Tak Mau Mundur

Demo besar rencananya akan digelar Sabtu ini, jelang demo itu PM Malaysia malah berada di Jepang.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 17 Nov 2016, 14:04 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2016, 14:04 WIB

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menyatakan dirinya bukan seorang pengecut yang takut pada demonstrasi jalanan. Oleh sebab itu, ia menekankan tak akan mau mundur hanya karena hal tersebut.

Najib mengatakan, hanya ada satu cara menyingkirkan dirinya. Yaitu lewat pemilihan umum.

Pernyataan Najib disampaikan jelang demo 'bersih' Sabtu nanti, di Ibukota Kuala Lumpur. Unjuk rasa itu, digelar demi melengserkan dirinya dari jabatan Orang Nomor Satu di Pemerintahan.

Ia kembali menekankan, warga Malaysia yang ingin ia mundur hanya bisa lewat pemilu. Cara lain di luar itu semuanya tidak semua konstitusi.

Najib mengatakan, demo Sabtu nanti adalah sesuatu yang sia-sia. Unjuk rasa itu pun nantinya hanya akan menimbulkan kericuhan.

"Kami melihat ini terjadi di banyak negara. Banyak yang mengembor-gemborkan demo Arab Spring adalah pertanda perubahan, tapi itu juga yang menyebabkan penderitaan di negara-negara tersebut," ucap Najib seperti dikutip dari The Star, Kamis (17/11/2016).

Najib menambahkan, demo yang diinisiasi kelompok anti-pemerintah memang berpotensi menimbulkan konflik. Pasalnya, ada kelompok pendukung kekuasaan yang siap membela pemerintahan.

"Jika ada satu sisi yang ingin menggelar protes, maka ada satu sisi yang ingin mempertahankan pemerintahan yang merasa terdorong untuk keluar," ujar Najib.

Meski demikian, ia menegaskan, demo nanti tidak boleh sama sekali ada kekerasan fisik. Perdamaian harus terus dijaga di Malaysia.

"Mereka semua bertindak sesuai hukum dan menaati semua instruksi dari kepolisian. Saya memang tak bisa menjamin apa pun. Keputusan saya hanya semua harus menaati hukum dan tak boleh menciptakan kerusuhan dan masalah," jelas dia.

"Mereka (para pendemo), sama sekali tidak baik untuk kita dan mereka itu tidak diterima dalam budaya negara kita," pungkas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya