Liputan6.com, Santiago - Setelah melewati masa berkabung selama 9 hari, abu mantan Presiden Kuba, Fidel Castro, disemayamkan pada Minggu 4 Desember 2016, di Santa Ifigenia, Santiago de Cuba.
Pemakaman abu jenazah pemimpin Revolusi Kuba itu menutup bab perjalanan salah seorang tokoh paling berpengaruh pada Abad ke-20.
Tak banyak orang ataupun tokoh negara yang diizinkan untuk menghadiri pemakaman yang dilaksanakan secara 'pribadi' itu.
Advertisement
Hanya keluarga, prajurit militer, serta beberapa pengawal terpilih yang dapat mengahadiri pemakaman itu.
Termasuk anak-anak dan Istri Fidel, Dalia Soto del Valle, yang tak mampu menahan luapan kesedihannya.
Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, yang merupakan teman pemimpin Kuba tersebut, juga ikut menghadiri pemakaman abu jenazah Fidel.
Adik kandung Fidel yang juga merupakan Presiden Kuba, Raul Castro, memakamkan abu jenazah saudaranya di dalam sebuah batu besar, berdekatan dengan mausoleum tokoh kemerdekaan Kuba, Jose Marti.
Batu besar itu tak dihiasi apapun, kecuali sebuah plakat marmer hitam bertuliskan nama 'Fidel'.
Di depan batu besar itu, Raul memberikan hormat militer kepada abangnya, yang meninggal dunia pada usia 90 tahun, pada 25 November lalu, seperti dikutip dari Reuters, Senin (5/12/2016).
Makam Fidel dibuat lebih 'sederhana' jika dibandingkan dengan mausoleum Marti.
Batu itu juga terletak tak jauh dari makam pejuang yang tewas dalam serangan barak militer Mocanda di Santiago, pada awal perjuangan revolusi.
Beberapa sekutu dari sayap kiri juga ikut hadir. Mereka menaruh bunga putih di depan batu makam Fidel.
Presiden Nikaragua, Daniel Ortega yang mendapatkan kepemimpinanny dengan cara yang sama dengan Fidel -- perang gerilya dan pertempuran melawan AS -- juga ikut hadir.
Setelah 13 jam berlalu, media pemerintah diperbolehkan untuk menyiarkan momen 'bab terakhir' cerita panjang Fidel kepada publik.
Tak lama kemudian, pemakanan itu dibuka untuk umum, di mana warga antre untuk meletakkan bunga di depan batu makam pahlawan mereka.
"Aku ingin memberikan kata perpisahan terakhir untuk Fidel. Sang pemimpin akan selalu di hatiku," kata seorang warga, Angela Rodriguez (62), yang merupakan kelompok 10 pertama meletakkan bunga di makam sang pemimpin Revolusi Kuba.
Sejak Fidel meninggal dunia sembilan hari yang lalu, rakyat Kuba memadati jalanan dan alun-alun, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada 'El Comandante' atau Sang Pemimpin.
Ucapan perpisahan itu dihiasi dengan kombinasi tangisan dan sumpah rakyat untuk mempertahankan sosialisme, serta lantunan paduan suara 'I'am Fidel'.
Presiden Kuba saat ini yang juga merupakan adik dari Castro, Raul (85) menegaskan akan mengundurkan diri pada 2018. Belum diketahui siapa yang akan menggantikannya apakah Wakil Presiden Miguel Diaz-Canel atau justru pemimpin Partai Komunis lainnya.