Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Misteri Bisnis Prostitusi Gadis Remaja Jepang yang Sulit Dijerat

Menurut kepolisian Jepang, sebanyak 400 bisnis prostitusi anak tengah beroperasi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Des 2016, 07:36 WIB
Diterbitkan 23 Des 2016, 07:36 WIB
Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi prostitusi

Liputan6.com, Jepang - National Police Agency (NPA) atau Kepolisian nasional Jepang mengatakan, pihaknya berencana untuk menyelidiki praktik prostitusi anak atau 'JK businesses'.

JK adalah singkatan dari joshi kosei, atau gadis SMA. Bisnis JK dianggap sebagai tempat berkembang biak bagi pelacuran anak dan kejahatan seks lainnya.

Bisnis itu biasanya menawarkan kencan atau layanan lain dengan objek remaja, yang mengenakan seragam sekolah atau baju renang. Diduga kuat, banyak di antara usaha itu yang sebetulnya merupakan jaringan prostitusi.

Menurut kepolisian Jepang, sebanyak 400 bisnis seperti itu kini beroperasi. Kendati demikian sering kali tak terjamah oleh hukum resmi, karena mereka mengubah pola operasi secara terus menerus.

Para pengamat mengatakan Jepang perlu memperketat undang-undang perlindungan anak. Sebab banyak kota di Negeri Sakura belum memberlakukan peraturan yang melarang anak-anak di bawah usia 18 tahun bekerja di bisnis tersebut.

Baru-baru ini pemerintah Jepang mengeluarkan hasil penelitian yang mengungkapkan tingkat kekerasan, termasuk kekerasan fisik dan seksual, terhadap anak. Tahun 2016 mencatat tingkat yang tertinggi sejak dilakukan pencatatan di Negeri Matahari Terbit itu.

Pada pertengahan 2016, asosiasi yang mewadahi industri pornografi di Jepang meminta maaf setelah muncul tuduhan bahwa sejumlah perempuan dipaksa melakukan adegan seks tanpa persetujuan mereka. Anak-anak di bawah umur dilaporkan menjadi sasaran usaha pornografi itu.

Dilansir dari Japan Times, Jumat (23/12/2016), aturan tersebut masuk ke dalam draft rancangan peraturan yang dirilis Kamis 22 Desember untuk menciptakan langkah-langkah yang bertujuan mengakhiri eksploitasi seksual terhadap anak-anak.

Ada berbagai jenis usaha JK, seperti gadis-gadis izakaya -- di mana gadis-gadis SMA mengenakan kostum melayani pelanggan makanan dan minuman. Lalu ada JK rifure (refleksi), di mana gadis-gadis memberikan pijat dan berbaring di samping klien mereka.

Ada juga JK sanpo, di mana gadis-gadis berkencan dengan klien mereka. Lalu JK komyu, di mana pelanggan hanya bercakap-cakap dengan para gadis.

Beberapa bisnis JK juga diam-diam membiarkan anak-anak memberikan layanan seksual. Tetapi hal itu sulit diketahui pasti.

Di bawah penyelidikan yang sudah direncanakan, polisi akan mengkonfirmasi lokasi bisnis JK dan menentukan jenis layanan yang mereka berikan. Termasuk jam operasi dan jumlah anak-anak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya