Liputan6.com, Jakarta - Masturbasi -- tindakan menyentuh diri sendiri demi kenikmatan atau kelegaan seksual -- telah lama jadi topik tabu.Â
Meski demikian, kasturbasi tidak terbatas dilakukan kaum pria seperti yang disangka selama ini, tapi juga pada kaum wanita.
Advertisement
Baca Juga
Pasangan menikah dan kaum lanjut usia juga melakukannya. Remaja dan anak-anak juga diamati melakukan hal itu. Namun demikian, anak-anak terdorong melakukan ini lebih karena penjelahan diri, bukan seksual.
Dikutip dari thenewsminute.com pada Jumat (23/12/2016), ada terlalu banyak mitos seputar dampak masturbasi.
Beberapa di antaranya sangat janggal, misalnya dugaan bahwa masturbasi menyebabkan kebutaan atau menumbuhkan bulu di telapak tangan.
Tidak seperti mitos menyeramkan itu, masturbasi dianggap menyehatkan dan dapat memberi manfaat secara mental maupun jasmani. Berikut ini adalah sejumlah manfaat masturbasi:
Â
5 Manfaat Masturbasi
1. Tidur Tenang
Selain dari manfaat berkait orgasme, masturbasi memiliki dampak positif pada tidur dan stres. Masturbasi juga ditengarai mengurangi keram saat menstruasi pada kaum wanita.
Secara mental, masturbasi meningkatkan rasa percaya diri, membantu seseorang menjadi lebih nyaman dengan dirinya dan melepaskan ketegangan seksual.
2. Perbaikan Kehidupan Seksual
Walapun pada umumnya merupakan kegiatan sendirian, masturbasi dapat memperbaiki kehidupan seksual seseorang.
Tindakan itu membantu orang mengetahui seperti apa dirinya ketika berkegiatan seksual dan menjadi cara untuk mendapat kenikmatan seksual tanpa seorang pasangan.
3. Melepas Ketegangan
Masturbasi membantu seseorang melepaskan ketegangan seksual, meraih orgasme, dan mengusir stres kehidupan sehari-hari, sehingga bisa rileks.
Pasangan pun terlibat dalam saling masturbasi satu sama lain, misalnya masturbasi di hadapan pasangan atau saling memegang bagian kelamin pasangan hingga mencapai orgasme.
4. Menghindari Penyakit Menular Seksual
Masturbasi bisa mencari suatu cara pencapaian kepuasan seksual tanpa persetubuhan dan menjadi cara menghindari penyakit menular seksual (PMS) ataupun kehamilan yang tak diinginkan.
5. Masturbasi Sebagai Pengobatan
Pada era Victoria, kaum wanita diberi resep melakukan masturbasi untk menangani histeria. Di masa kini, masturbasi dipakai untuk menangani disfungsi seksual, termasuk ejakulasi dini, dan beberapa kondisi prostat.
Masturbasi juga diresepkan bagi kaum wanita pengidap anorgasmia, suat keadaan ketika seorang wanita tidak mampu mencapai orgasme.
Advertisement
Terlalu Sering Masturbasi?
Selain perangsangan kelamin secara manual, orang melakukan masturbasi menggunakan hampir segala sesuatu. Ada sejumlah vibrator yang dirancang khusus untuk masturbasi.
Demikian juga dengan benda-benda lazim rumah tangga, misalnya guling, keran cuci tangan, hingga duduk di atas mesin cuci (bagi kaum wanita).
Orang juga bisa menggunakan rangsangan visual seperti menonton film porno atau membaca komik-komik nakal. Bagi beberapa orang, imajinasi dan khayalan bisa membantu. Ingatlah, bahwa seks itu lebih kepada urusan otak, bukan organ kelamin.
Jadi, pertanyaan yang kerap dilontarkan adalah jumlah yang dianggap terlalu banyak. Atau apakah masturbasi setiap hari bisa menyebabkan ketagihan.
Jawabannya sama saja. Selama kegiatan itu tidak mengganggu kehidupan sehari-hari, sejumlah orang mengatakan, boleh-boleh saja melakukan masturbasi sebanyak yang disukai.
Tapi, jika harus cuti hanya untuk masturbasi atau melakukan masturbasi secara kompulsif, maka kita sebaiknya bertemu dengan ahli kejiwaan.
Dampak Masturbasi
Tapi, waspadalah selalu.
Masturbasi kadang-kadang mengarah kepada masalah seksual ketika ada ketidakcocokan antara khayalan (terkait dengan ketagihan pada pornografi) dengan kenyataan pada pasangan.
Bukan hanya itu. Jika masturbasi merupakan perilaku yang dipelajari ketika orang tergesa-gesa, hal itu bisa menjurus kepada ejakulasi dini pada kaum pria.
Ada anekdot tentang sekelompok kaum muda lelaki yang berlomba masturbasi dan lomba dimenangkan oleh dia yang "cepat muncrat". Hal demikian menyuburkan ejakulasi dini saat dewasa.
Kadang-kadang, kaum pria menggunakan rangsangan tertentu pada penis, misalnya menggesek pada guling atau gerakan lainnya pada saat masturbasi.
Kalau hal ini tidak bisa ditiru pada saat dengan pasangan, hal itu bisa mengarah kepada masalah rangsangan atau pencapaian orgasme.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Advertisement