Trump dan Putin Bicara via Telepon, Ini yang Dibahas

Diskusi yang dilakukan Donald Trump dengan Vladimir Putin merupakan tahap pertama untuk membangun hubungan yang baik antara Rusia dengan AS.

oleh Citra Dewi diperbarui 31 Jan 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2017, 18:00 WIB
Donald Trump dan Vladimir Putin
Donald Trump dan Vladimir Putin (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Dua pemimpin negara Adidaya, Amerika Serikat dan Rusia, pada 28 Januari 2017 lalu melakukan pembicaraan melalui telepon.

Dalam perbincangan yang berlangsung selama 45 menit itu, Donald Trump dan Vladimir Putin membahas sejumlah isu. Hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, M.Y. Galuzin.

Melalui perbincangan telepon tersebut, Putin memberikan selamat kepada Trump atas pelantikannya menjadi Presiden AS. Presiden Rusia itu juga berharap Trump dapat melakukan tugasnya dengan sukses.

Sejumlah isu-isu internasional pun dibahas dalam perbincangan telepon tersebut, termasuk isu soal Suriah dan Timur Tengah.

"Mereka bertukar pandangan soal isu-isu internasional seperti krisis Suriah, isu Timur Tengah, stabilitas strategis dan non-proliferasi, Semenanjung Korea, dan krisis di Ukraina," ujar Dubes Galuzin dalam press briefing yang diadakan di kediamannya pada Selasa, 31 Januari 2017.

Menurut keterangan Galuzin, Putin dan Trump menekankan kerja sama untuk memerangi terorisme internasional.

Kedua pemimpin itu juga menyetujui bahwa kerja sama ekonomi Rusia dan Amerika Serikat harus dibangun kembali untuk mendorong hubungan bilateral yang berkelanjutan.

Dalam perbincangan telepon tersebut, Trump menyampaikan harapannya agar rakyat Rusia diberikan kebahagiaan dan kemakmuran. Putin pun menekankan bahwa Rusia pun memiliki perasaan serupa kepada rakyat AS.

Putin juga mengingatkan bahwa Rusia merupakan sekutu AS saat Perang Dunia, di mana saat ini Rusia mempertimbangkan AS sebagai mitra untuk memerangi terorisme internasional.

Menurut Dubes Galuzin, diskusi itu merupakan tahap pertama untuk membangun hubungan yang baik antara Rusia dengan pemerintahan AS yang baru.

"Hal tersebut penting karena dalam warisan pemerintahan AS sebelumnya, hubungannya dengan Rusia sangat mengecewakan, sangat merusak, termasuk di hari-hari terkahir pemerintahan sebelumnya yang sangat membahayakan bagi hubungan AS-Rusia," kata Dubes Galuzin.

"Jadi sekarang kita harus membangun kembali hubungan dan menormalisasi situasi negatif yang terjadi saat ini, dan diskusi yang dilakukan kedua pemimpin merupakan langkah penting," imbuh dia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, perbincangan antara Trump dan Putin menunjukkan bahwa keduanya memiliki rasa saling menghargai.

"Itu menunjukkan rasa saling menghargai dan kedua pemimpin ingin berkomunikasi tanpa menggurui satu sama lain dan dengan ketergantungan dalam kepentingan nasional negara mereka," ujar Lavrov dalam sebuah pernyataan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya