Liputan6.com, Moskow - Amerika Serikat telah memutuskan: Donald Trump, kandidat Partai Republik, terpilih menjadi presiden ke-45 AS dengan kemenangan paling bersejarah dalam politik Negeri Paman Sam.
Trump berhasil meraih electoral vote sebesar 288, sementara Hillary Clinton hanya 215.
Baca Juga
Presiden AS pertama yang menang dalam electoral college hanya terjadi pada 1800 dengan Thomas Jefferson adalah pemenangnya.
Advertisement
Dengan kemenangan yang mengejutkan dunia ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengucapkan selamat kepada Trump.
Hal itu terungkap dalam pernyataan yang disampaikan Kremlin.
"Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan pesan kepada Donald Trump berupa ucapan selamat atas kemenangannya," tulis pernyataan Kremlin yang dikutip dari CNN, Rabu (8/11/2016).
"Dalam pesan itu, Vladimir Putin berharap adanya kerja sama yang seimbang antara AS dan Rusia yang kini tengah dalam kondisi kritis. Serta membereskan agenda internasional dan mencari jawaban atas respons keamanan global," lanjut pernyataan itu.
"Presiden Rusia juga percaya Trump akan membangun dialog konstruktif antara Washington dan Moscow berdasarkan prinsip persamaan dan hormat satu sama lain berdasarkan prinsip negara masing-masing," kata Kremlin.
"Putin berharap Trump sukses dalam menjalankan tanggung jawab sebagai kepala negara," tutup pernyataan itu.
Selama kampanye Presiden AS, antara isu Rusia mengemuka. Pemerintahan Presiden Obama--sekaligus pendukung Hillary--menuduh Moskow di balik bocornya email-email ketua panitia konvensi Demokrat.
Trump juga disebut-sebut sebagai anak kesayangan Putin setelah Trump itu memuji kehebatan Putin. Namun, dalam sebuah kesempatan, orang nomor satu Rusia itu menolak mengistimewakan suami dari model "panas" Melania Trump.
Ucapan selamat kepada Trump juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.
"Saya mengucapkan selamat kepada Donald Trump karena terpilih jadi Presiden Amerika dan berharap bisa bekerja sama dengan baik dengannya."
"Kita kini tengah menghadapi ancaman keamanan, termasuk perang hybrid, serangan siber, dan ancaman terorisme. Kepemimpinan AS sangat penting dalam hal pencegahan ini," kata Stoltenberg.
Stoltenberg menyebut AS merupakan mitra NATO paling dekat dan penting dalam menanggulangi keamanan kawasan dan dunia selama 70 tahun terakhir.