22-2-2014: Gembong Narkoba Paling Diburu di Dunia Ditangkap

Guzman ditangkap dalam sebuah operasi gabungan yang dilakukan Amerika Serikat dan Meksiko. Penangkapannya dinilai sebuah prestasi besar.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Feb 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2017, 06:00 WIB
Joaquin "El Chapo" Guzman Loera, pemimpin kartel Sinaloa
Joaquin "El Chapo" Guzman Loera, pemimpin kartel Sinaloa (Independent)

Liputan6.com, Washington, DC - Tepat di hari ini tahun 2014, salah satu penjahat paling dicari di dunia, Joaquin "El Chapo" Guzman Loera, pemimpin kartel Sinaloa--organisasi perdagangan narkoba terbesar di dunia--ditangkap dalam sebuah operasi gabungan Amerika Serikat-Meksiko di Mazatlan, Meksiko.

Guzman telah menjadi sasaran perburuan internasional sejak tahun 2001 ketika ia melarikan diri dari sebuah penjara di Meksiko. Pria itu dijatuhi hukuman kurungan 20 tahun penjara.

Lahir dalam kemiskinan pada tahun 1950 di negara bagian Sinaloa, Meksiko, Guzman putus sekolah saat menginjak kelas tiga. Ia terjun dalam bisnis perdagangan narkoba saat saat remaja, sebelum akhirnya pada tahun 1980-an Guzman sudah memiliki anak buah untuk mengatur bisnisnya sendiri.

Pada tahun 1993, pesaing Guzman, sesama pengedar narkoba mencoba untuk membunuhnya di bandara Meksiko. Namun alih-alih menghabisi pria itu, mereka justru menewaskan orang yang salah.

Adalah seorang kardinal Katolik yang mereka kira Guzman dan jadi korban pembunuhan tersebut. Ia tewas bersama dengan enam orang lainnya. Demikian seperti dikutip dari History.com.

Tak lama setelah itu, Guzman ditangkap di Guatemala dan dibawa kembali ke Meksiko di mana ia dinyatakan bersalah dan divonis 20 tahun penjara atas kasus perdagangan narkoba, suap, dan konspirasi. Meski fisiknya dikurung di balik penjara dengan keamanan tingkat tinggi di negara bagian Jalisco, ia masih aktif menjalankan bisnis haramnya setelah menyuap petugas.

Dan pada tahun 2001, ia kabur. Sejumlah spekulasi merebak. Ada yang menyebutkan, Guzman melarikan diri melalui keranjang cucian, sementara ada pula yang mengatakan sipir penjara membiarkannya melenggang keluar begitu saja.

Tahun-tahun pelariannya, Guzman bersembunyi di Pegunungan Sinaloa dan sejumlah bagian lain dari Meksiko. Ia menggunakan kekerasan, penyuapan, dan berbagai cara lainnya untuk menjaganya agar tetap bebas.

Secara berkala, Guzman menampakkan diri di restoran mewah. Ia akan memerintahkan pengawalnya yang dilengkapi senjata untuk masuk ke tempat itu dan menyita ponsel dari para pengunjung lain sebelum akhirnya mengembalikannya sekaligus membayar makanan mereka setelah ia sendiri selesai menyantap makanannya.

Pada saat yang bersamaan ia terus memperluas kerajaan perdagangan narkobanya hingga menjadi pemasok narkotika ilegal terbesar di Amerika.

Pemerintah AS menawarkan hadiah senilai US$ 5 juta bagi setiap informasi yang mengarah pada penangkapan Guzman.

Detik-detik penangkapan Guzman datang pada tanggal 20 Februari tahun 2014. Kala itu aparat berhasil menelusuri sinyal Blackberry milik salah satu pengawalnya. Pada malam berikutnya, sekelompok marinir bersama dengan aparat gabungan dari sejumlah lembaga berkumpul di Mazatlan di mana sinyal ponsel itu mengarah ke sebuah gedung kondominium bernama Hotel Miramar.

Pada 22 Februari dini hari, marinir menemukan pengawal bersenjata tengah melindungi pintu masuk ke salah satu ruangan di Miramar. Pengawalnya segera menyadari bahwa mereka kalah jumlah dan memilih menyerah. Di dalam tempat itu, mereka menemukan Guzman, istrinya, putri kembar mereka, seorang koki pribadi dan seorang pengasuh.

Tak ada tembakan dalam peristiwa tersebut. Dan penangkapannya berakhir tanpa insiden berarti.

Pada saat Guzman ditangkap, kartel Sinaoa diyakini sudah beroperasi di sekitar 50 negara. Jaksa Agung AS Eric Holder menyebut penangkapan pria itu sebagai sebuah "prestasi besar".

"Aktivitas kriminal diduga mengarah pada kontribusi terhadap kematian dan kehancuran jutaan nyawa di seluruh dunia melalui kecanduan narkoba, kekerasan, dan korupsi," demikian ujar Holder.

Namun, semenjak penangkapannya itu, sudah 2 kali ia berhasil membobol penjara di negerinya. Yang terakhir adalah pada Sabtu pagi, 11 Juli 2015.

Kamera pengawas di lapas federal Altiplano terakhir kali merekam Guzman sedang mendekati ruang cuci, tempat para narapidana membasuh barang-barang milik mereka.

Belakangan diketahui Guzman melarikan diri dari sebuah lubang di selnya, yang mengarah ke terowongan sepanjang 1,5 kilometer yang dilengkapi penerangan dan ventilasi serta tangga.

Perburuan panjang untuk mengembalikan Joaquin 'El Chapo' Guzman ke balik jeruji dimulai. Pada Jumat, 8 Januari 2016, bos narkoba itu dibekuk aparat Meksiko. Penangkapannya diwarnai baku tembak berdarah. Dan, pada  Kamis 19 Januari 2017, El Chapo diekstradisi ke Amerika Serikat.

Dalam peristiwa sejarah yang terpisah, pada 22 Februari 1991, Presiden George H.W. Bush mengancam Irak jika hingga keesokan harinya negara itu tidak keluar dari Kuwait maka mereka akan menghadapi kekuatan sekutu.

Sementara itu, pada 22 Februari 1955, Maureen Connolly, salah satu pemain tenis terbesar Amerika memutuskan gantung raket setelah mengalami cedera akibat kecelakaan saat berkuda.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya