Ahli Kuak Misteri VX, Zat Kimia Pembunuh Kim Jong-nam

Mengingat bahaya VX, masih ada pertanyaan mengapa sisa zat tersebut tidak membekas di beberapa orang lain di dekat Kim Jong-nam.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 16 Mar 2017, 07:48 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2017, 07:48 WIB
Kim Jong-nam
Kim Jong-nam

Liputan6.com, Jakarta Pembunuhan Kim Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, masih menyisakan sejumlah misteri. Terutama, apa sesungguhnya yang dijadikan senjata untuk menghabisi kakak tiri penguasa Korea Utara Kim Jong-un itu. 

Aparat Negeri Jelan yakin benar, Kim Jong-nam dihabisi menggunakan cairan beracun VX nerve agent, yang diduga disemprotkan dan diusapkan ke wajahnya oleh dua perempuan: Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong asal Vietnam.

Kedua perempuan yang telah didakwa dalam kasus pembunuhan itu mengaku mengira cairan yang mereka gunakan adalah baby oil.

Di sisi lain, Korea Utara mengatakan, korban tewas akibat serangan jantung. Pyongyang juga tak mengonfirmasi bahwa jenazah yang ada di Malaysia adalah Kim Jong-nam. 

Mereka bersikukuh bahwa korban adalah warga negaranya bernama Kim Chol -- sesuai paspor yang digunakannya. 

Yang masih jadi misteri adalah, mengapa gas syaraf VX yang amat mematikan bisa dipakai untuk membunuh seseorang di tempat ramai, tapi tanpa menimbulkan akibat negatif pada orang di sekelilingnya -- sebagaimana dampak yang lazim oleh zat kimia sangat berbahaya.

Meski, menurut polisi, Doan sempat jatuh sakit akibat dampak dari cairan yang diduga kuat membunuh Kim Jong-nam.

Dikutip dari New Scientist pada Rabu (15/3/2017), para tersangka pelaku penyerangan diduga menggunakan zat kimia biner ke arah wajah kim Jong-nam.

Dalam rekaman CCTV, terlihat ada wanita yang mengusap wajah korban menggunakan tangan mereka sesaat sebelum Kim Jong-nam meminta pertolongan medis. Belakangan, pihak berwenang Malaysia menyebutkan ada residu gas VX pada wajah Kim.

Kenyataannya, VX adalah zat yang sangat mematikan, bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit. Anehnya, dua tersangka penyerangnya tetap hidup.

Selain korban, tidak ada orang lain di bandara ataupun ambulans yang melaporkan gejala-gejala paparan VX sehingga membingungkan para pakar senjata kimia.

Namun demikian, ada laporan-laporan yang menyebutkan bahwa salah satu tersangka penyerangan kemudian muntah setelah kejadian. Terbersitlah suatu kemungkinan penggunaan zat itu.

Karena VX sangat berbahaya, peluru dan bom kimia yang dipergunakan untuk membawanya biasanya mengandung dua zat kimia terpisah, yaitu sulfur dan campuran kompleks namun tak beracun, QL.

Senjata Dua Bagian

Mengingat bahaya zat VX, masih ada pertanyaan mengapa sisa zat tersebut tidak membekas di beberapa orang lain di dekat Kim Jong-nam. (Sumber sc-ems.com)

Pada senjata "biner" seperti itu, zat-zat yang diperlukan dicampurkan pada saat terakhir untuk menjadi VX.

Pihak Amerika Serikat (AS) dan Rusia sama-sama memiliki timbunan senjata demikian dan sekarang sedang dalam pemusnahan sesuai dengan Perjanjian Senjata Kimia.

Vipin Narang dari Massachusetts Institute of Technology menduga bahwa itulah alasan mengapa perlu dua orang untuk menyerang Kim Jong-nam, tapi hanya satu orang yang mengalami dampak sesudahnya.

Tersangka pertama sekedar mengusapkan cairan yang mengandung sulfur pada wajahya, tapi tersangka ke dua mengusapkan QL sehingga ia sedikit terpapar VX yang dihasilkan dari pencampuran walaupun keduanya segera mencuci tangan.

Muntah adalah gejala klasik terhadap paparan singkat. Sedangkan kejang-kejang yang dialami oleh Kim Jong-nam hingga meninggal cocok dengan ciri paparan mematikan pada VX.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya