Ada Apa di Balik Tatapan Aneh Kanselir Jerman ke Donald Trump?

Kanselir Jerman Angela Merkel tiba-tiba mengeluarkan tatapan aneh dan tajam usai Donald Trump berbicara.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 18 Mar 2017, 11:56 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2017, 11:56 WIB
Angela Merkel dan Donald Trump
Angela Merkel dan Donald Trump

Liputan6.com, Washington - Kanselir Jerman Angela Merkel bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menariknya, hubungan dua pemimpin dunia tersebut dikenal tak akur.

Sejak awal, bahasa tubuh keduanya sudah canggung. Dalam sesi foto bersama, Merkel bertanya dengan suara pelan ke Trump, "Apakah Anda ingin bersalaman?" kata dia.

Namun, miliarder nyentik itu hanya menatap ke depan, dangan tangan ditangkupkan, tak menjawab apa pun.

Tak sampai di situ. Suasana tak nyambung juga tampak saat Donald Trump dan Angela Merkel menggelar jumpa pers bersama. 

Di tengah konferensi pers, pemimpin Jerman itu melihat ke arah Trump dengan tatapan "aneh". 

Kala itu, Donald Trump bersikukuh dengan klaimnya bahwa mantan Presiden Barack Obama menyadap teleponnya. Tiba-tiba, ia menyinggung Merkel, dengan mengatakan, mereka berdua sama-sama jadi korban penyadapan.

"Setidakya kami berdua punya kesamaan, mungkin," ucap Trump merujuk pada dugaan penyadapan tersebut, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (18/3/2017).

Sebelumnya, Badan Intelijen AS di bawah pemerintahan Obama dituding memonitor telepon pribadi Merkel. Kabar itu memancing kemarahan pihak Jerman. 

Namun, untuk Trump, banyak pengamat dan pihak menyebut, Obama dan pemerintahannya sama sekali tidak pernah menyadap politikus Partai Republik itu.

Disebut-sebut, penyadapan terhadap Trump hanya klaim sepihak dari pengusaha properti itu tanpa bukti kuat.

Anggapan ini diamini dua partai besar AS, Demokrat dan Republik. Mereka tak percaya Trump merupakan korban penyadapan.

Trump dan Merkel merupakan dua pemimpin yang punya gaya memerintah bertolak belakang. Mereka kerap berseberangan pandangan.

Koresponden BBC Berlin Jenny Hill menyebut, Trump adalah pemimpin flamboyan, punya nafsu berkuasa besar dan rentan terhadap retorika.

Sementara Merkel kebalikannya. Politikus senior Jerman ini dikenal sebagai seorang pendiam, pragmatis, dan sosok yang selalu mencoba menjalankan kebijakan yang sudah dikeluarkannya.

Trump juga kerap melancarkan serangan verbal terhadap sang Kanselir. Sasaran kritik Trump terkait keputusan Jerman menerima imigran dan pengungsi Timur Tengah.

"Dia sudah membuat kesalahan dan bencana besar," sebut Trump kepada Merkel Januari lalu.

Merkel tidak mau kalah, perintah eksekutif Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas Islam masuk ke AS menurut pemimpin Jerman adalah kebijakan kontroversial.

Donald Trump dan Angela Merkel sebenarya dijadwalkan bertemu Selasa lalu, namun terpaksa ditunda karena terjadi badai salju.

Perdagangan trans-Atlantik dan NATO menjadi agenda utama pertemuan dua kepala negara ini.

Presiden AS tersebut sebelumnya pernah membuat Berlin ketar-ketir dengan mengancam akan menerapkan tarif impor 35 persen bagi mobil-mobil buatan Jerman.

Tidak hanya itu, Trump juga sempat menyerukan agar Jerman meningkatkan belanja pertahanannya.

Dalam pertemuan perdananya dengan Trump, Merkel turut didampingi oleh bos-bos sejumlah perusahaan besar Jerman, seperti Siemens, Schaeffler, dan BMW.

Semasa berkampanye, Trump mengancam akan menerapkan pajak impor lebih tinggi terhadap negara seperti Jerman yang memiliki surplus perdagangan lebih dibanding AS.

Sementara itu, Merkel menegaskan ada banyak investasi langsung Jerman di Negeri Paman Sam. Ia bahkan mengklaim pabrik BMW di AS mengekspor lebih banyak mobil dibanding General Motor dan Ford dari AS.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya