Liputan6.com, Paris - Orang-orang yang berada di Bandara Orly di Paris, Prancis, dievakuasi menyusul sebuah insiden penembakan yang terjadi pada Sabtu, 18 Maret 2017.
Tembakan dilepaskan polisi ke arah seorang pria yang berusaha merampas senjata milik tentara di bandara. Seperti dikabarkan BBC, pelaku dilaporkan tewas.
Selain evakuasi terhadap pengunjung bandara, tindakan pencegahan juga diberlakukan pada para penumpang yang pesawat baru mendarat di bandara kedua terbesar di Paris itu. Mereka tak diizinkan untuk turun.
Advertisement
"Terjebak di pesawat ke #orly. Kami dilarang mendarat," tulis penumpang Isabelle Raynaud di Twitternya.
Sementara itu, operasi pengamanan segera dilakukan, dengan melibatkan pasukan khusus penjinak bom.
"Operasi oleh polisi sedang dilakukan. Dilarang melanggar perimeter pengamanan, dan patuhi instruksi petugas," demikian pengumuman pihak Kepolisian Prancis dalam akun Twitternya, @PoliceNationale.
Orly terletak 13 kilometer di selatan Prancis. Sebelumnya, ia menjadi bandara utama di Paris sebelum pengoperasian Charles de Gaulle.
Saat ini, Orly terus melayani 30 juta penumpang setiap tahunnya dan -- untuk penerbangan domestik -- masih jadi yang tersibuk di Prancis.
Penembakan terjadi di Terminal Selatan sekitar pukul 08.30 waktu setempat.
Sumber kepolisian mengatakan, pelaku tewas berkat tembakan tentara yang ambil bagian dalam Operation Sentinelle -- sebuah inisiatif keamanan yang dilakukan sejak 2015 dan melibatkan 7Â ribu serdadu.
"Insiden terjadi di terminal selatan, sedang dievakuasi," kata sumber di bandara. "Pengunjung dan staf dipindahkan dari area."
Prancis saat ini masih menerapkan status darurat usai insiden yang dilakukan ISIS dan Al Qaeda selama dua tahun belakangan.
Insiden terjadi bertepatan dengan kunjungan Pangeran William dan Kate Middleton di Paris.
Duke dan Duchess of Cambridge saat ini tinggal di kediaman Dubes Inggris.