Liputan6.com, London - Sebelum menjadi mualaf, Khalid Masood (52), pelaku teror London diketahui memiliki nama lahir Adrian Russell Ajao. Fakta tersebut diungkapkan oleh pejabat senior kontra-terorisme Inggris, Mark Rowley.
Dalam kesempatan yang sama, Rowley mengumumkan kabar teranyar di mana terjadi dua penangkapan "signifikan". Dengan ini, maka jumlah total orang yang ditahan terkait teror London mencapai sembilan orang.
Baca Juga
"Kami tetap mencari informasi dari siapa saja yang mengenal Khalid Masood dengan baik, mengetahui rekan-rekannya, serta dapat memberi tahu tempat mana saja yang baru-baru ini ia kunjungi," terang Rowley seperti dikutip dari CBC News, Jumat, (24/3/2017).
Advertisement
Lahir di Kent, bagian tenggara Inggris, Masood belakangan dikabarkan tinggal di Birmingham. Sebelum menjalankan aksi teror di London, namanya muncul dalam sejumlah investigasi terorisme hingga sosoknya menjadi perhatian agen mata-mata Inggris, M15.
Namun, pria itu sendiri tidak sedang berada di bawah penyelidikan ketika teror London terjadi pada Rabu lalu.
Masood mengemudikan mobil Hyundai Tucson 4x4 yang disewanya dengan kecepatan tinggi, ia menabrak para pejalan kaki di jembatan Westminster.
Tak lama, Masood yang bersenjatakan pisau berlari ke Gedung Parlemen. Ia menikam seorang anggota polisi sebelum akhirnya dilumpuhkan dengan timah panas.
Jumlah korban tewas akibat teror London disebut empat orang -- sebelumnya dikabarkan lima orang. Korban terakhir meninggal di rumah sakit pada hari Kamis waktu setempat.
Sementara itu, jumlah korban luka dilaporkan mencapai 50 orang -- sebelumnya disebutkan 40 orang.
Diterangkan Rowley, dua petugas polisi yang berada di antara korban luka menderita cedera signifikan. Tiga lainnya berada dalam kondisi kritis.
"Mungkin ada orang di luar sana yang punya informasi tentang Masood tapi merasa tidak nyaman atas sejumlah alasan untuk mengontak kami," ujar Rowley.
Demi penyelidikan lebih jauh, polisi dikabarkan telah menggerebek sejumlah tempat di kawasan Birmingham.
Masood diduga telah menyewa sebuah apartemen di dekat area Edgbaston di Birmingham, tidak jauh dari kantor Enterprise -- tempat di mana ia menyewa mobil Hyundai yang digunakannya dalam beraksi. Tempat tinggalnya tersebut merupakan salah satu lokasi yang digeledah petugas.
"Sementara ini masih belum ada bukti ancaman lebih lanjut. Kami tengah mencari tahu apakah ia bertindak sendiri, terinspirasi oleh propaganda teroris, atau ada orang lain yang telah mendorong, mendukung, bahkan menuntunnya," kata pejabat senior di layanan kontra-terorisme Inggris tersebut.
'Dikenal' sejak tahun 1983
Masood dikenal memiliki sejumlah nama samaran. Ia beberapa kali tersangkut kasus hukum, namun belum sekalipun didakwa terkait terorisme. Pekerjaannya tidak jelas.
Pada November 1983, ia terpaksa berurusan dengan pihak berwenang ketika bersalah karena telah terlibat tindak kriminal. Sementara itu pada Desember 2003 lalu atas dakwaan kepemilikan pisau.
Seorang mantan tetangganya mengatakan, "Ketika aku melihat gambarnya di TV dan surat kabar sebagai pelaku serangan, aku mengenalinya sebagai pria yang tinggal di sebelahku".
"Dia punya seorang anak, saya rasa usianya lima atau enam tahun. Ada seorang perempuan yang tinggal bersamanya, seorang perempuan Asia. Dia terlihat cukup baik, dia merawat kebunnya," jelas Iwona Romek (45).
ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang dilancarkan Masood, meski masih belum jelas keterkaitan pria itu dengan kelompok teroris pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi tersebut.
Pihak kepolisian sejauh ini meyakini bahwa tindakan Masood terinspirasi oleh terorisme internasional.