Jokowi Siapkan Arahan Khusus untuk KTT ASEAN

Jokowi dipastikan hadir dalam KTT ASEAN di Filipina pada 26 hingga 29 April 2017.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Apr 2017, 21:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2017, 21:30 WIB
Tingkatkan Hubungan Bilateral, Jokowi Kunjungi Australia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat melakukan kunjungan ke Sydney, Australia, Sabtu (25/2). Dalam kunjungan tersebut, sejumlah pertemuan penting akan digelar Jokowi bersama dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. (Jason Reed/Pool/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin negara anggota ASEAN akan melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Filipina pada akhir pekan ini. Presiden Jokowi pun dipastikan turut serta dalam acara tersebut.

Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Jose Tavares menjelaskan, KTT di Filipina sangat spesial. Sebab, bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-50 organisasi multilateral itu.

"Rangkaian KTT ini akan dimulai pada 26-29 April, KTT pada 29 (April). KTT kali ini yang ke-30, punya arti strategis, penting karena ASEAN rayakan 50 tahunnya," sebut Jose dalam press briefing mingguan Kemlu, Selasa (25/4/2017).

"Presiden (Jokowi dalam KTT ASEAN) akan berikan arah ke depan bagaimana ASEAN akan terus berkiprah 50 tahun mendatang," jelas Jose.

Jose menyatakan, arahan dari setiap pemimpin negara termasuk Presiden Jokowi sangat dibutuhkan. Pasalnya, kondisi global masih belum ditebak.

"Kita hadapi dunia yang sangat cair dengan dinamika geo-politik dan geo-ekonomi yang tidak menentu. Kehadiran presiden akan berikan arah ASEAN merespons situasi ini," jelasnya.

Mantan Duta Besar untuk Selandia Baru tersebut mengatakan, pertemuan tersebut juga dipakai Jokowi untuk menguatkan kembali persatuan ASEAN.

"Presiden akan bahas unity, dengan demikian ASEAN akan bisa lebih solid dalam menjawab tantangan dan tidak menjadi proxy negara lain," sebut dia.

Ia pun menekankan, pada rangkaian pertemuan ASEAN itu, isu hangat dalam tatanan global seperti Laut China Selatan dan kondisi Semenanjung Korea tak akan luput dari pembahasan.

"Tentu saja yang menyangkut perdamaian dan stabilitas di kawasan (akan dibahas) termasuk Laut China Selatan, Semenanjung Korea dan transnasional crimes," paparnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya