40 Persen Listrik Wilayah Ini Berasal dari Energi Surya pada 2030

Menurut sebuah laporan, 44 persen energi wilayah di Australlia ini akan berasal dari sumber yang dapat diperbaharui pada tahun 2030.

oleh Citra Dewi diperbarui 01 Mei 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2017, 06:48 WIB
Ilustrasi panel surya
Ilustrasi panel surya (iStock)

Liputan6.com, Perth - Sebuah laporan terbaru memperkirakan, Australia Barat (WA) akan menaikkan tiga kali lipat kapasitas atap surya-nya pada tahun 2030 -- dengan lebih dari 40 persen perpaduan energinya berasal dari sumber terbarukan.

Jaringan Energi Australia (ENA) dan lembaga penelitian CSIRO telah menghabiskan dua tahun untuk menganalisa masa depan sistem kelistrikan Australia.

CEO ENA, John Bradley, mengatakan bahwa laporan tersebut memperkirakan 44 persen energi WA akan berasal dari sumber yang dapat diperbaharui pada tahun 2030.

"Australia Barat diarahkan untuk memimpin transformasi energi yang semakin ramah kepada pelanggan dalam sepuluh tahun mendatang dan seterusnya, karena lebih banyak pelanggan terus mengambil sumber energi terdistribusi seperti solar dan baterai," jelas Bardley.

Seperti dikutip dari Australia Plus, Senin (1/5/2017), data yang dirilis awal tahun ini menemukan, pemasangan panel surya dalam rumah tangga dan bisnis WA naik 33 persen tahun lalu. Hal tersebut didorong kenaikan harga listrik dan turunnya biaya teknologi.

Kepala ekonom energi CSIRO, Paul Graham, mengatakan bahwa pergeseran cepat menuju energi terbarukan akan memberi pilihan bagi pelanggan, terutama di daerah-daerah terpencil di negara bagian tersebut.

Jemma Green yang merupakan salah satu pendiri Power Ledger mengatakan, laporan tersebut menunjukkan bahwa WA berada posisi yang tepat untuk memimpin penggunaan energi surya.

Power Ledger merupakan perusahaan start-up asal WA yang menggunakan perangkat lunak berbasis database untuk memungkinkan perdagangan energi antar kelompok.

"Kami memiliki harga listrik yang sangat tinggi di sini -- relatif terhadap rata-rata nasional," kata Dr Green.

"Ditambah jumlah sinar Matahari yang kami miliki, hampir 300 hari dalam setahun, berarti masa panen dari energi ini lebih cepat bagi konsumen," sambungnya.

Ia mengatakan, hal yang membantu bahwa WA dalam menerapkan hal tersebut karena negara bagian tersebut merupakan salah satu produsen lithium terbesar di dunia. Lithium adalah salah satu bahan utama yang digunakan untuk membuat baterai surya.

"Saya pikir ada kesempatan nyata bagi Australia Barat untuk memimpin dan menunjukkan seperti apa sistem energi pada masa depan dan menjual teknologi itu ke belahan dunia lain," sebutnya.

Namun ia menambahkan, jaringan listrik tradisional masih diperlukan.

"Jaringan transmisi mungkin kurang dimanfaatkan...di saat kami mematikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan lebih mengandalkan energi dan penyimpanan distributif," kata Dr Green.

"Tapi jaringan distribusi bisa melihat relevansi yang sedang berlangsung dengan pengaturan kebijakan yang tepat dan kami benar-benar memiliki kesempatan untuk mendapatkan hak itu selama lima tahun ke depan," tambah Green.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya