Sampai Menembus Gedung, Ini 7 Jalur Kereta Paling Aneh di Dunia

Sistem penggerak kereta semakin efisien sehingga menjadi sarana angkutan ekonomis, ditambah lagi dengan teknologi maju dalam navigasi.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 03 Mei 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2017, 20:00 WIB
KRL
Kereta rel listrik (KRL) melintas di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (28/3). Perubahan rute tersebut direncanakan berlaku mulai 1 April besok. Perubahan ini untuk mengurai kepadatan yang sering terjadi di Stasiun Manggarai. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Walaupun termasuk teknologi pengangkutan yang sudah ada cukup lama, moda angkutan kereta masih terus berkembang seiring kemajuan teknologi.

Sistem penggerak kereta semakin efisien sehingga menjadi sarana angkutan ekonomis. Apalagi dengan daya yang sanggup memberikan kecepatan tinggi dan memungkinkan pengurangan waktu tempuh.

Selain mesin, navigasi angkutan kereta juga terbantu dengan teknologi pemetaan dan satelit sehingga mengurangi risiko kecelakaan.

Namun demikian, seperti dikutip dari Oddee pada Rabu (3/5/2017), rancangan jalur kereta tetap mengikuti keadaan sekitarnya agar memungkinkan layanan yang optimal.

Misalnya seperti beberapa lintasan aneh bagi layanan kereta berikut ini:

1. Menembus Gedung di Chonqing, China

(Sumber Wikimedia/Ecelan)

Karena topografi yang unik dan kepadatan pembangunan di Chongqing, salah satu kota terpadat di China, maka para arsitek dan dinas tata kota mengembangkan jalur monorel yang tidak biasa karena dirancang menembus sebuah bangunan apartemen berlantai 19.

Kota itu dikelilingi oleh pegununngan Daba, Wushan, Wuling, dan Dalou di utara, timur dan selatan.

Lalu, sebagian besar bagian kota terdiri dari lereng-lereng terjal. Ditambah lagi dengan tingginya kepadatan gedung dan jumlah penduduk sekitar 49 juta orang.

Pada 2004, ketika Transit Rel 2 disetujui, pihak pembangun memiliki 2 pilihan, yaitu meruntuhkan seluruh apartemen untuk memberi ruang lintasan monorel atau mengosongkan dua lantai apartemen agar bisa menjadi terowongan bagi kereta.

Walau terdengar tidak biasa, para pakar sepakat dengan pilihan ke dua dan, 13 tahun kemudian, sistem masih berjalan seperti biasa.

2. Jalur Sempit di Hanoi, Vietnam

(Sumber Wikimedia/Ekrem Canli)

Lazimnya, jalur kereta api diberi penanda secara cermat, termasuk peringatan kepada orang sekitar bahwa kereta akan melintas. Tapi lain halnya jika jalur kereta berada di depan pintu rumah seperti keberadaan suatu jalur kereta di Hanoi.

Sebuah rel melintas memotong kawasan sibuk di Old Quarter. Penduduk sekitar sudah biasa dan hanya minggir sedikit ketika kereta lewat. Toko-toko tutup sejenak, tapi kemudian segera buka lagi setelahnya.

3. Terowongan Terpanjang

(Sumber Wikimedia/Hannes Ortlieb)

Lorong terpanjang dan terdalam bagi kereta secara resmi dibuka di Swiss pada 2016 setelah dikerjakan selama lebih dari 2 dekade.

Terowongan Gotthard sepanjang 57 kilometer itu memungkinkan layanan kereta berkecepatan tinggi melintas dalam perut Alps Swiss menghubungkan utara dan selatan Eropa.

Barang-barang yang tadinya diangku dengan jutaan kendaraan sekarang bisa dibawa menggunakan kereta. Terowongan itu mengalahkan lorong rel kereta Seikan sepanjang 53,9 kilometer di Jepang dan Chunnel sepanjang 50,5 kilometer antara Inggris dan Prancis.

4. Memotong Landasan Pacu Pesawat

(Sumber Google Maps)

Bandara Gisborne di pinggiran barat Gisborne, Selandia Baru, adalah salah satu dari beberapa bandara langka dunia yang landasan pacunya berpotongan dengan rel kereta.

Bandara itu mencakup kawasan seluas 160 hektar dengan 3 landasan pacu rumput dan satu landasan pacu utama yang dilintasi oleh Palmerston North-Gisborne Railway Line. Bandara itu pun memiliki terminal tunggal dengan dua gerbang tarmac.

Rel masih berfungsi sebagai lintasan kereta di sana antara jam 06.30 pagi hingga 08.30 malam. Uniknya, ketika sedang akan melintasi landasan pacu, operator kereta harus menunggu hingga mendapat izin melintas dari Pengendali Lalu-lintas Udara (Air Traffic Controller, ATC).

Sebenarnya Bandara Wynard di Tasmania, Australia, juga memiliki rel kereta melintas di landasan pacu, tapi peristiwa nyaris celaka memaksa penutupan bandara pada awal 2005.

5. Jalur Berpilin di Brusio, Swiss

(Sumber Wikimedia/Kabelleger/David Guble)

Rel Brusio adalah jalur tunggal dengan 9 penopang di atas saluran air di Brusio, Kanton Graubünden, Swiss.

Seperti halnya jalur-jalur spiral lain, rel itu dibangun agar kereta bisa mencapai ketinggian dalam jarak yang relatif pendek.

Panjang rel sekitar 110 meter dengan lengkungan datar berukuran 70 meter dan kemiringan longitudinal hingga 7 persen. Masing-masing sembilan bentangnya memiliki panjang 10 meter.

Jalur itu menjadi bagian Bernina Railway antara Brusio dan Campascio. Rel ulir itu berjarak sekitar 55 kilometer dari St. Moritz.

6. Jalur Kereta di Atas Air

(Sumber Wikimedia/AndreasS)

Pada 1970-an pernah terbit gambar rekayasa dramatis pada kartu pos tentang sebuah kereta yang melintasi Hindenburgdamm saat laut sedang ganas.

Hindenburgdamm adalah sebuah lintasan penghubung sepanjang 11 kilometer antara pulau Sylt di Frisian Utara dengan Schleswig-Holstein di daratan utama Jerman. Lintasan itu dibuka pada 1927 dan diperuntukkan hanya bagi angkutan kereta.

Sebelum pembangunan lintasan, hubungan ke pulau Sylt tergantung kepada pasang-surut air. Pada musim dingin, es di Laut Wadden menjadi penghalang tak tertembus. Dalam cuaca buruk, penyeberangan perlu sekitar 6 jam.

Karena resor Westerland di pinggiran laut menjadi semakin populer, pihak berwenang mulai merencanakan pembuatan lintasan kereta. Sekarang, sekitar 100 kereta melintas setiap hari dan sekitar 50 di antaranya membawa mobil karena tidak ada jembatan mobil menuju ke pulau.

Setiap tahun, kereta di lintasan itu membawa lebih dari 450 ribu kendaraan.

7. Kereta Cepat China – Amerika Serikat

Ilustrasi kereta peluru di China. (Sumber Flickr/Fabio Achilli)

China merencanakan membangun jalur ambisius sepanjang 13 ribu kilometer untuk layanan angkutan kereta ke Amerika melewati Rusia dan terowongan bawah laut di Samudra Pasifik.

Jalur rel itu rencananya bermula di China dan melewati Siberia, Selat Bering, Alaska, dan Kanada hingga akhirnya tiba di bagian utama Amerika Serikat. Penyeberangan dari Rusia ke Alaska di Selat Bering dilakukan melalui terowongan bawah laut sepanjang 200 kilometer.

Setelah jadi, kereta peluru yang melintasinya bisa melaju hingga 350 kilometer per jam sehingga para penumpang bisa bepergian dari China ke Amerika Serikat dalam waktu kurang dari 2 hari.

Rusia, yang juga mengandalkan layanan kereta seperti halnya China, juga sangat mendukung gagasan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya