Teror Bom Manila, Indikasi Abu Sayyaf atau Jaringan Narkoba?

Dua ledakan bom membunuh dua orang dan melukai enam orang di distrik Quiapo, Manila, Sabtu, 6 Mei 2017.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 07 Mei 2017, 12:34 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2017, 12:34 WIB
Serangan bom di Manila pada 6 Mei 2017 terjadi seminggu setelah ledakan di kota yang sama (gambar di atas) yang melukai 14 orang pada 29 April 2017 (AFP)
Serangan bom di Manila pada 6 Mei 2017 terjadi seminggu setelah ledakan di kota yang sama (gambar di atas) yang melukai 14 orang pada 29 April 2017 (AFP)

Liputan6.com, Manila - Dua ledakan bom membunuh dua orang dan melukai enam orang di distrik Quiapo, Manila, Sabtu, 6 Mei 2017, seperti yang dilaporkan aparat setempat kepada CNN.

Kepala Kepolisian Wilayah Ibukota Oscar Albayalde mengatakan bahwa penyelidik belum menemukan indikasi jaringan terorisme pada peristiwa itu, seperti yang diwartakan CNN, Minggu (7/5/2017).

Menurut penjelasan kepolisian, ledakan pertama dipicu oleh sebuah peledak yang tersimpan di dalam kotak paket berukuran kecil. Dua korban tewas yang berada dekat ledakan pertama diidentifikasi sebagai pemberi dan penerima paket. Bom itu juga melukai empat orang.

Setelah itu, beberapa jam kemudian, terjadi ledakan kedua yang melukai dua orang anggota polisi. Lokasi ledakan kedua cukup berdekatan dengan lokasi pertama.

"Kami sangat berduka dengan tewasnya korban malam hari ini dan mendoakan agar para korban luka, termasuk beberapa di antaranya adalah polisi, dapat segera pulih," kata Albayalde dalam sebuah pernyataan tertulis.

"Kami juga meminta para pengguna media sosial agar tidak menyebarluaskan informasi yang tidak akurat supaya tidak menyesatkan publik," dia menambahkan.

Peristiwa ledakan pada malam Sabtu, 6 Mei 2017 itu terjadi seminggu setelah ledakan bom pipa di Quiapo, Manila, yang melukai 14 orang pada 29 April 2017.

Meski belum dihubungkan dengan motif atau kelompok tertentu, diprediksi bahwa ledakan yang terjadi pada akhir April 2017 itu, memiliki sangkut-paut dengan Association of Southeast Asian Nations Summit yang diselenggarakan pada 26 hingga 29 April 2017.

Beberapa waktu terakhir, negara di utara Indonesia itu kerap dirundung permasalahan teror. Sejumlah kelompok seperti ISIS dan Abu Sayyaf serta organisasi kartel narkoba dilaporkan melakukan tindakan kriminal di Filipina.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya