Protes Tinja untuk Pemerintah Selandia Baru, Ada Apa?

Media sosial di Selandia Baru dihebohkan dengan 'Emoji Poo' sebagai aksi protes kepada pemerintah. Ada masalah apa?

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Mei 2017, 12:11 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2017, 12:11 WIB
Ilustrasi New Zealand (AFP)
Ilustrasi New Zealand (AFP)

Liputan6.com, Wellington - Netizen Selandia Baru dihebohkan dengan "emoji poo" (kotoran) sebagai aksi kampanye penanganan lingkungan di media sosial. Aksi ini ditujukan kepada pemerintah tentang penanganan lingkungan yang dianggap kurang memberi solusi.

Pengunjuk rasa dari kelompok Action Station melepaskan 50 balon karet berbentuk "emoji poo" ke Danau Ohakuri tempat Partai Nasional mengadakan konferensi. Dalam pertemuan itu, partai penguasa itu menyoroti standar baru yang diyakini akan mengurangi kontaminasi air tawar.

Namun, kelompok tersebut mengklaim standar baru yang diusulkan tidak akan memperbaiki kualitas air. Malah akan menghasilkan kotoran lebih banyak. Oleh karena itu demonstran melakukan aksinya menggunakan balon karet berbentuk feses tersebut.

"Kami memutuskan untuk bersenang-senang dengan balon berbentuk kotoran yang menggambarkan hal ini," kata juru kampanye Laura O'Connell-Rapira kepada surat kabar lokal The New Zealand Herald, seperti dikutip pada Senin (8/5/2017).

Rencana standar baru yang diumumkan pada Februari lalu adalah bagian dari rencana ambisius Menteri Lingkungan Hidup Nick Smith yang mengatakan 90 persen sungai di Selandia Baru "swimmable" atau bisa dinikmati untuk berenang pada 2040. 

Namun, para pemerhati lingkungan mengatakan, pemerintah justru telah mengganti tujuan awal semula mereka. Standar teranyar itu berdasarkan hanya kebersihan di air padahal masih terkontaminasi bakteri E.coli. Itu berarti sungai "bersih", tapi masih mengandung kotoran bakteri berbahaya. 

Ini bukan kali pertama kebijakan standar air Selandia Baru menjadi berita. Pada Maret, salah satu juru kampanye menantang Menteri Lingkungan Nick Smith ke pertandingan tinju di samping lubang air tercemar. Lubang itu sekarang masuk dalam kategori bisa digunakan untuk berenang. 

Juru kampanye tersebut mengatakan, "Pecundang harus bermain di lubang air tidak kurang dari lima menit."

Setelah menyelesaikan aksinya, kelompok Action Station sekarang menjual balon karet tersebut. Namun mereka mengatakan akan kembali dengan aksi serupa di Pelabuhan Wellington.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya