Liputan6.com, Jakarta - Entah mengapa banyak orang di zaman modern kerap mengupayakan segala cara agar tampak lebih kaya daripada kondisi finansial sesungguhnya. Hal itu didukung dengan mudahnya kredit yang ditawarkan berbagai bank.
Sementara seseorang yang benar-benar kaya justru berlaku sebaliknya. Tak sama sekali menunjukkan harta bendanya.
Para orang kaya itu biasanya justru tampil seperti orang biasa di lingkungan, menggunakan mobil tua, dan bekerja dalam jam kerja yang sama dengan lainnya.
Advertisement
Sebaliknya orang yang gaya hidupnya terlihat paling mewah dan mengundang iri sesamanya mungkin justru miskin harta dan menderita.
Baca Juga
Fenomena menyaingi kelebihan orang lain pun akan terjadi secara berantai akibat keinginan tersebut. Jadi, putuskan lingkaran itu dan mulai fokus pada hal-hal terbaik dalam kehidupan.
Yang terutama, lakukanlah apa yang dicintai. Sebab hal itu akan berujung pada kebahagiaan.
Berikut ini sejumlah trik jitu yang dijalani para orang kaya agar kekayaan mereka tetap bertahan selamanya, dikutip dari listverse.com pada Sabtu (15/7/2017):
1. Beli Barang Bekas
Ada beberapa benda yang memang tidak boleh kita beli sebagai barang bekas, misalnya pakaian dalam atau makanan. Selain barang-barang itu, para orang kaya akan menjadi yang pertama meraup harga murah dengan membeli yang bekas.
Kaum tersebut cenderung tidak membeli mobil baru, alasannya karena mereka paham betul tentang depresiasi sebuah mobil baru. Atau jika pun membeli mobil baru, mereka akan menggunakannya lebih dari 10 tahun.
Orang kaya juga senang barang antik  --yang tidak selalu mahal-- dan perabot bekas.
Pada dasarnya mereka memang senang membeli barang bekas. Sebab uang yang dihemat dari membeli barang-barang demikian bisa diputar di tempat lain untuk mengamankan masa depan finansial. Setuju?
Advertisement
2. Membeli Properti yang Terjangkau
Orang kaya membayar tunai rumah mereka atau melakukan pembelian dengan uang muka setidaknya 15 persen. Mereka juga cenderung membeli properti senilai tidak lebih dari 2,5 kali nilai pendapatan tahunan setelah pajak.
Kaum tersebut biasanya membeli rumah tua dari zaman sebelum perang, dan jarang membeli rumah bangunan baru atau melakukan pembangunan rumah.
Hal tersebut mungkin berasal dari psikologi orang kaya yang memberi nilai penting pada mutu, dan tidak mau menanggung depresiasi barang atau benda baru.
Bukan orang yang benar-benar kaya yang membeli rumah mentereng jutaan dolar. Properti demikian lebih untuk orang dengan pinjaman besar, ego yang besar, dan persoalan besar dalam hal keuangan. Atau segelintir orang yang menang lotre.
3. Membeli Untuk Dipakai Selamanya
Ada salah kaprah dalam penilaian ekonomi, ternyata membeli yang murah bukan selalu menjadi yang terbaik. Lebih baik membeli sepatu senilai US$ 100 dan tahan 5 tahun, daripada membeli 5 pasang sepatu senilai US$ 20 tapi harus diganti setiap tahun dan perlu 5 kali bolak-balik ke toko.
"Beli untuk selamanya" menjadi tren bagi beberapa orang, tapi slogan itu sudah menjadi gaya hidup bagi orang kaum kaya. Mereka meluangkan waktu untuk mendalami pembelian penting sebelum melakukan pembelian itu.
Maksudnya, untuk memastikan bahwa yang mereka beli akan awet dan kalau bisa juga mempertahankan nilainya.
Itu alasannya seorang pria kaya bisa membeli jas seharga US$ 1.000 yang sepertinya mahal sekali bagi kebanyakan orang. Tapi pakaian itu bisa digunakan dalam jangka panjang, sebab jas pada kisaran harga itu akan lebih tahan lama.
Dan jika pria itu, atau istrinya, mampu menjahit, maka jas itu akan bisa bertahan seumur hidup.
Ketika Pangeran Charles menikahi Camilla Parker-Bowles, ia mengenakan jas berusia 30 tahun yang memiliki beberapa tambalan. Tapi ia tetap terlihat mengesankan padahal Pangeran Charles termasuk seorang pria yang amat sadar gaya.
Advertisement
4. Menunggu Penawaran Terbaik
Psikologi manusia sepertinya terlihat kurang waras. Contohnya, dalam beberapa penelitian, orang yang ditawari US$ 5 sekarang atau US$ 10 dua bulan lagi umumnya akan mengambil US$ 5 sekarang.
Seperti ada yang salah dalam otak kita, padahal US$ 10 adalah pilihan yang lebih baik (kecuali kalau kita sedang tertekan kebutuhan).
Orang kaya tidak terkena masalah itu. Kaum kaya rela menanti beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun untuk mendapatkan nilai terbaik untuk sesuatu.
Itulah sebabnya kaum kaya sukses bertahan pada bencana ekonomi semisal kerontokan dunia properti pada 2008.
Mereka yang paling ambruk saat itu adalah orang-orang yang membeli rumah dan tak sanggup membayar, atau menggunakan uang dari bank untuk membangun portfolio properti karena bermimpi ingin cepat kaya.
5. Tidak Pensiun
Orang tidak bisa menjadi kaya secara cepat. Orang kaya menggunakan hidup mereka untuk membangun kekayaan melalui penghematan dan beberapa pola lain dalam uraian ini.
Tapi ada insentif untuk tidak pensiun ketika sudah kaya. Kebanyakan pria kaya memiliki bisnis sendiri, baik kecil maupun besar. Dan, ketika berwiraswata, orang jauh lebih termotivasi untuk terus bekerja karena cenderung untuk mencintai bisnis yang dimiliki.
Ditambah lagi dengan fakta bahwa kaum kaya cenderung suka dengan kesibukan, dan masa pensiun bisa amat membosankan bagi orang seperti itu.
Sebenarnya, konsep pensiun adalah yang kita kejar selama kehidupan kerja rutin jam 9 pagi hingga 5 sore. Dengan mempersiapkan pensiun, kita tetap nyaman menghadapi keseharian yang menjadi manfaat finansial bagi orang lain.
Advertisement
6. Hemat
Berhemat itu bukan hanya secara finansial, tapi juga secara lingkungan. Ketika orang sangat hemat, mereka cenderung mengurangi sisa dan ampas.
Misalnya ada orang yang mengumpulkan tali dari setiap bungkusan hadiah yang diterima, bukan karena bersifat pengumpul tapi sadar akan memerlukannya suatu saat nanti.
Menjadi cermat bisa memberikan kenikmatan, dan uang yang dihemat karena sedikit lebih teliti pada setiap pengeluaran bisa membukit sedikit demi sedikit.
7. Mengatur Anggaran
Semua orang kaya memiliki pengaturan anggaran dan mereka akan mentaatinya. Menjaga anggaran merupakan hal hakiki, apalagi di masa kini ketika harga-harga melejit dengan cepat.
Bagian terpenting dalam pengaturan anggaran adalah kejujuran. Sejak awal kita harus jujur kepada diri sendiri dan memastikan telah memperhitungkan setiap receh yang dibelanjakan.
Orang kaya menelisik anggaran mereka berjam-jam lamanya, guna memastikan agar tiap penyimpangan ketahuan. Bisa dibilang, ada korelasi seberapa lama orang memeriksa anggarannya dengan seberapa kayanya ia di masa depan.
Bagaimana dengan Anda?
Saksikan video menarik berikut ini:
)Advertisement