Dubes Qatar Bongkar Alasan Negaranya Tolak Embargo Timur Tengah

Dubes Qatar menyatakan punya alasan kuat kenapa blokade Timur Tengah atas negaranya merupakan tindakan tidak adil.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 18 Jul 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2017, 21:00 WIB
4 Kebijakan Aneh dalam Krisis Qatar Vs Negara-Negara Teluk
4 Kebijakan Aneh dalam Krisis Qatar Vs Negara-Negara Teluk (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Qatar untuk Indonesia Ahmed bin Jassim Alhamar menyinggung soal kebijakan negara Timur Tengah terkait embargo dan blokade terhadap negaranya.

Menurutnya, kebijakan tersebut tidak adil. Oleh sebab itu, ia meminta agar masalah embargo terhadap Qatar bisa ditangani oleh komunitas internasional.

"Saya ingin mengingatkan Anda semua, blokade tidak adil terhadap Qatar oleh sejumlah negara tetangga kami dan kami meminta komunitas internasional untuk ikut bertanggungjawab untuk mengakhiri situasi ini," ucap Ahmed dalam acara Mandela International Day di Menara Thamrin, Selasa (18/7/2017).

Dia menjelaskan ada beberapa faktor kenapa kebijakan negara Timur Tengah dianggap tak adil oleh Qatar.

"(Kebijakan tersebut) sangat bertentangan dengan prinsip dasar hukum internasional yaitu menghormati kedaulatan suatu negara, prinsip tidak intervensi masalah dalam negeri negara lain dan bertetangga dengan baik," papar dia.

Setiap masalah yang ada, ditegaskan Dubes Qatar semestinya diselesaikan dengan negosiasi dan dialog serta diplomasi. Bukan melakukan blokade atau embargo.

"Saya tekankan dalam kesempatan ini, kami tidak akan pernah luput dari usaha untuk mencapai dan memelihara perdamaian dunia," kata dia.

"Usaha tersebut pastinya harus dilakukan lewat dialog, hidup berdampingan secara damai dan menghormati HAM," jelasnya.

Pembelaan Qatar

Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani (AP Photo/Darko Vojinovic, File)

Empat negara Arab, yakni Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik, darat, laut, dan udara dengan Qatar. Kondisi ini menandai krisis Teluk paling serius yang pernah terjadi di kawasan ini.

Arab Saudi melalui kantor berita SPA mengatakan, pemutusan hubungan diplomatik diperlukan untuk melindungi negara itu dari terorisme dan ekstremisme. Tak sampai di situ, Saudi juga menarik seluruh pasukan Qatar dari koalisi yang tengah dipimpinnya di Yaman.

Selain Saudi, Kementerian Luar Negeri Bahrain menuding media Qatar melakukan penghasutan, mendukung kegiatan dan pendanaan teroris bersenjata yang terkait dengan Iran untuk melakukan sabotase serta menyebarkan kekacauan di Bahrain.

Mendapat tekanan bertubi-tubi Menlu Qatar menyebut tuduhan tersebut tidak benar dan tak masuk akal. Doha menegaskan tidak siap mengubah kebijakan luar negerinya demi menyelesaikan konflik. Selain itu, mereka juga tidak akan pernah berkompromi atau menyerah atas tekanan sejumlah negara.

"Kami belum siap untuk menyerah dan tidak akan pernah siap untuk menyerah atas kemerdekaan kebijakan luar negeri kami," ujar Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani seperti Liputan6.com kutip dari France24.

"Kami diisolasi karena kami sukses dan progresif. Kami adalah platform untuk perdamaian, bukan terorisme...Perselisihan ini mengancam stabilitas seluruh kawasan," ujarnya.

Sheikh Mohammed menambahkan, Qatar belum menerima daftar tuntutan dari negara-negara yang kini memusuhinya. Namun, Menlu Qatar itu menyatakan, konflik harus diselesaikan dengan damai. "Tidak pernah ada solusi militer atas masalah ini."

 

Simak video berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya